Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk sepanjang tahun 2018 lalu mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 45,4% secara year on year (yoy) menjadi Rp 43,38 triliun dari posisi setahun sebelumnya Rp 23,64 triliun.
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara mengatakan, pertumbuhan aset tersebut berkontribusi pada aset bank induk sebesar 12,98%.
Adapun, kenaikan aset tersebut utamanya disumbang dari penyaluran pembiayaan di tahun lalu sebesar Rp 26,51 triliun atau tumbuh 58,8% dari tahun 2017 sebesar Rp 16,69 triliun. "Kontribusi utama berasal dari segmen korporasi dan mortgage (KPR)," ujar Pandji saat ditemui di Jakarta, Rabu (27/3).
Bila dirinci, pertumbuhan segmen korporasi CIMB Niaga Syariah relatif pesat yaitu menembus 85,5% menjadi Rp 11 triliun sementara KPR syariah tumbuh 60,4% yoy menjadi Rp 8,7 triliun.
Ekspansi pembiayaan yang pesat tersebut juga memberi dampak terhadap kualitas pembiayaan (non performing financing/NPF) CIMB Niaga Syariah. Tercatat tahun lalu NPF gross naik dari 0,91% menjadi 0,98%. Sementara NPF net naik dari 0,27% menjadi 0,43%.
Namun, menurut Pandji rasio tersebut masih berada di bawah batas maksimum perusahaan yaitu sebesar 1%. Guna menjaga NPF sesuai target, CIMB Niaga Syariah juga sudah memupuk rasio pencadangan (coverage ratio) sebesar 105%.
Sementara itu, dari sisi pendanaan sepanjang tahun 2018 CIMB Niaga Syariah berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 23,71 triliun atau tumbuh 19,1% dari posisi tahun sebelumnya Rp 19,91 triliun.
Lewat pencatatan kinerja tersebut, UUS CIMB Niaga ini mampu meraup laba sebelum pajak sebesar Rp 701,61 miliar akhir Desember 2018 atau meningkat 43,3% dari tahun 2017.
Tahun ini, Pandji mengungkap, pihaknya memiliki target pertumbuhan pembiayaan, aset dan laba sebelum pajak sebesar 30%. Salah satu upayanya yakni dengan fokus ke sektor perdagangan dan fee based income.
"Target tahun ini memang lebih rendah dari realisasi tahun lalu, karena kami lebih selektif memberikan pembiayaan dan melihat dulu likuiditas kami," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News