kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Viral Video Dugaan Debt Collector Ancam Nasabah, Begini Kata Kredivo


Rabu, 25 Oktober 2023 / 18:56 WIB
Viral Video Dugaan Debt Collector Ancam Nasabah, Begini Kata Kredivo
ILUSTRASI. Melihat tren belanja online di e-commerce yang masih tinggi di masa endemi, Kredivo sebagai salah satu metode pembayaran Paylater di e-commerce, juga terus berupaya mengoptimalkan transaksi bagi para merchant.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform kredit digital, Kredivo, yang menyediakan Buy Now Pay Later (BNPL) angkat bicara terkait video viral dugaan penagihan oleh debt collector perusahaan kepada nasabah. Adapun dalam video tersebut debt collector terlihat mengancam nasabah.

Mengenai hal itu, SVP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari menerangkan saat ini pihaknya tengah menginvestigasi kejadian tersebut.

"Kami masih melanjutkan investigasi," ucapnya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (25/10).

Indina menyebut apabila sudah ada fakta terbaru terkait kejadian tersebut, akan langsung diberitahu kepada publik.

Baca Juga: Kredivo Catatkan Pertumbuhan Transaksi Merchant Offline 77% pada Semester I-2023

Sebelumnya, ramai video viral yang di-posting @report.id di media sosial X. Dalam video tersebut, terlihat DC Kredivo mengancam nasabah hingga memaksa membuat video pernyataan.

“DC Kredivo rusuh malam-malam datangi rumah nasabah dan ancam mau bunuh, nasabah dipaksa buat video pernyataan, kalau malem itu tidak bisa bayar sesuai nominal mereka nasabah gadai aset yang bisa digadaikan,” tulis akun tersebut.

Di sisi lain, Kredivo telah mengumumkan hasil investigasi lanjutan di akun X miliknya terkait kejadian penagihan debt collector tersebut. Dijelaskan ada 4 kolektor yang terlibat dalam situasi itu. Hal itu dikarenakan ada 2 pengguna yang terlambat membayar dalam satu rumah tangga. 

Oleh karena itu, ada 2 kolektor yang dikirim untuk menagih 1 pengguna dan itu merupakan praktik standar industri. Adapun 3 dari 4 kolektor yang ada dalam video sudah bersertifikat SSPI, lalu 1 orang adalah trainee yang menjadi pengamat.

"Kolektor yang sudah bersertifikat memiliki pengalaman lebih dari 16 ribu kunjungan kepada pengguna Kredivo dan tidak ada keluhan yang tercatat atas nama mereka. Dengan demikian, tuduhan atas ancaman terhadap konsumen yang dilayangkan tidak dapat dijustifikasi," tulis Kredivo melalui akun X miliknya, Selasa (24/10).

Baca Juga: Kenaikan Suku Bunga Acuan Bisa Berdampak Terhadap Industri Paylater

Manajemen Kredivo menerangkan tetap berkomitmen untuk mematuhi hukum terkait data pribadi konsumen. Dengan demikian, Kredivo tidak bisa memberikan informasi terkait rekam jejak pengguna yang membuat kolektor lapangan perlu mengambil langkah-langkah yang lebih tegas.

Kredivo menyampaikan masih terus menginvestigasi masalah tersebut dan tetap akan bertanggung jawab secara penuh. Mereka pun menyimpulkan, narasi yang diberitakan dalam video itu tidak sesuai dengan data-data yang telah berhasil dikumpulkan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×