Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional seperti saat ini, banyak cara ditempuh bank umum untuk menggenjot penyaluran kredit. Mulai dari penyederhanaan proses kredit, percepatan persetujuan kredit, hingga tawaran bunga murah. Tak terkecuali untuk jenis kredit pemilikan rumah.
Maklumlah, penyaluran KPR di tahun kambing kayu ini masuk masa paceklik. Tengok saja, data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) menyebut, penyaluran kredit untuk rumah tinggal suam-suam kuku. Per Juli 2015, penyaluran kredit rumah tinggal tercatat sebesar Rp 314,576 triliun atau cuma tumbuh 3,8% jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu.
Beberapa bank kelas kakap juga mulai mengeluhkan pertumbuhan landai di sektor KPR. Tren pertumbuhan dua digit yang biasanya selalu ditorehkan bank umum dalam menyalurkan kredit rumah perlahan mulai rontok, seiring dengan turunnya nafsu konsumen membeli properti.
PT Bank Central Asia (Tbk), misalnya. Bank swasta nomor wahid ini sudah kehilangan nyali untuk mengejar pertumbuhan KPR seperti tahun-tahun sebelumnya. "Tahun ini, prospek KPR rata," ujar Henry Koenaifi, Direktur BCA ketika ditanya mengenai pertumbuhan KPR sepanjang tahun, belum lama ini.
Karenanya, untuk menggugah selera pasar, BCA menawarkan program bunga rendah untuk KPR. Yakni, 8,88% untuk fix rate tiga tahun dan 9,99% untuk cap rate tiga tahun berikutnya. Program yang diperpanjang sampai akhir Oktober 2015 ini dipercaya akan mendongkrak permintaan kredit perumahan di masyarakat.
"Program kami saat ini adalah untuk meningkatkan pertumbuhan KPR di BCA. Animo masyarakat terhadap program ini cukup besar. Jumlah aplikasi yang masuk mengalami peningkatan," terang Felicia Mathelda Simon, Division Head Konsumer BCA.
Selain promo bunga murah melalui program, sambung dia, BCA juga memperhatikan proses kredit agar bisa memenuhi kebutuhan nasabah, seperti kecepatan proses. "Keunggulan kami yang beda dari program bank lain adalah fix rate yang lebih panjang," katanya, kemarin.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, lain cerita lagi. Bank pelat merah yang fokus dalam menyalurkan kredit rumah tinggal ini mampu membukukan pertumbuhan double digit. Sampai kuartal ketiga tahun ini, perseroan membukukan pertumbuhan total kredit 18% - 20% secara tahunan.
BTN tercatat membiayai sekitar 372.393 rumah hingga September 2015. Perseroan menargetkan membiayai sebanyak 441.000 rumah hingga akhir tahun nanti. Untuk memuluskan langkah itu, BTN pun ikut menggelar program bunga murah. Yakni, 7,5% untuk fix rate selama dua tahun. Sejauh ini, baru BTN yang berani menggunting bunga sampai ke level terendah.
Sedikitnya ada 137 proyek dari 27 pengembang, seperti Ciputra Grup, Duta Putra Grup, PP Properti dan Adhi Persada menawarkan program KPR racikan BTN tersebut. "Kami menyasar masyarakat kelas menengah dan menengah ke atas untuk program ini," tutur Mansyur S Nasution, Direktur BTN.
Pasalnya, segmen kelas menengah ke bawah sendiri, kata Maryono, Direktur Utama BTN, telah memperoleh bunga sangat rendah. Yakni, 5% untuk KPR bersubsidi. "Jadi, untuk mendongkrak pertumbuhan KPR selain proses yang lebih sederhana, cepat, kami juga menawarkan layanan melalui website," imbuh dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News