kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Wah, direksi bank yang berkinerja baik di tengah pandemi masih diguyur bonus melimpah


Rabu, 22 Juli 2020 / 21:59 WIB
Wah, direksi bank yang berkinerja baik di tengah pandemi masih diguyur bonus melimpah
ILUSTRASI. Suasana Bank Rakyat Indonesia (BRI). Direksi bank yang berkinerja baik di tengah pandemi masih diguyur bonus melimpah. KONTAN/Baihaki/18/6/2015


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gaji maupun bonus atau kompensasi yang diterima direksi sebagian besar bank di tanah air masih mengalami peningkatan pada triwulan pertama 2020 meskipun Covid-19 sudah merebak sejak Maret yang menekan bisnis perbankan.

Menengok laporan keuangan kuartal I masing-masing bank, Bank Mandiri tercatat paling royal bagi-bagi bonus dan tantiem bagi para manajemen kuncinya, di samping memberikan kenaikan gaji dan tunjangan cukup tinggi.

Baca Juga: Bukopin angkat bicara soal kasus suap yang libatkan pegawai OJK

Total gaji dan tunjangan serta bonus dan tantiem yang dibayarkan bank pelat merah ini kepada 12 direksinya mencapai Rp 84,84 miliar atau meningkat 67,8% dibanding kuartal I 2019. Dari jumlah itu, bonus dan tantiem naik pesat jadi Rp 27,85 miliar dari hanya Rp 2,89 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Begitu pula dengan imbalan kerja jangka panjang naik dari Rp 8,7 miliar jadi Rp 11,8 miliar. Sementara gaji dan tunjangan meningkat 16% jadi Rp 45,13 miliar.

Jabatan senior executive vice president (SEVP) dan senior vice president (SVP) juga mendapatkan kenaikan bonus dan tantiem 14,4% jadi Rp 210,9 miliar ditambah kenaikan imbalan kerja jangka panjang dari Rp 5,3 miliar jadi Rp 10,2 miliar.

Kenaikan gaji dan tunjangan serta bonus dan tantiem yang didapat manajemen Bank Mandiri ini tentu sejalan dengan kinerjanya. Kuartal I, perseroan masih berhasil membukukan laba bersih tumbuh 9,4% menjadi Rp 7,9 triliun. Walaupun memang tak setinggi pertumbuhan di periode yang sama tahun lalu yang melonjak 23,4%.

Bank pelat merah lainnya, BRI mengalokasikan gaji dan tunjangan untuk 12 direksinya sebesar Rp 25,89 miliar, naik 6,5% year on year (YoY) dan untuk komisaris naik 4,2% jadi Rp 8,65 miliar. Adapun laba bersih bank ini di triwulan pertama tahun ini mencapai Rp 8,16 triliun, turun 0,02%.

Baca Juga: Banyak lika-liku, Bank Bukopin pastikan proses penambahan modal tetap sesuai rencana

Jumlah tantiem, bonus dan insentif khusus yang diberikan pada direksi, komisaris dan karyawan kunci BRI mencapai Rp 106,69 miliar atau meningkat 47,8% YoY. Namun, tidak ada rincian berapa alokasi khusus untuk direksi.

Sementara BNI tidak memberikan bonus dan tantiem kepada direksinya pada kuartal I tahun ini sama seperti periode yang sama tahun lalu. Bank ini hanya imbalan kerja jangka panjang di luar gaji dan tunjangan. Imbalan tersebut juga turun 12,7% jadi Rp 1,68 miliar. Gaji dan tunjangan masih naik 13,1% jadi Rp 12,9 miliar.

Pada pada periode ini, laba bersih BNI masih tumbuh 4,3%. Hanya jabatan SEVP, EVP dan SVP yang mendapat bonus dan tantiem kuartal I tahun ini dengan kenaikan signifikan dari 670 juta menjadi 26,75 miliar.

Baca Juga: Fintech dorong pengembangan open banking di sistem pembayaran

BTN tidak membagikan bonus dan tantiem kepada direksinya dan hanya membayarkan gaji dan tunjangan yang jumlah pun turun 9,1% jadi Rp 9,12 miliar sejalan dengan kinerjanya yang ambles tajam. Padahal pada kuartal I 2019, direksi bank KPR ini mengantongi total gaji dan kompensasi lainnya senilai Rp 61,7 miliar.

Bank swasta besar lainnya juga ada yang mencatatkan kenaikan gaji dan tunjangan, serta bonus. CIMB Niaga contohnya. Di kuartal pertama tahun ini, 11 direksi bank ini mengantongi kenaikan gaji dan tunjangan naik jadi Rp 17,65 miliar dari Rp 15,8 miliar pada periode yang sama 2019.

Untuk bonus dan THR direksi CIMB Niaga memang turun dari Rp 10,19 miliar jadi Rp 4,08 miliar. Tetapi mereka mendapatkan kenaikan kompensasi saham dari Rp 1,49 miliar jadi Rp 6,77 miliar. Tunjangan pensiun meningkat 16,9% jadi Rp 1,24 miliar.

Baca Juga: Usai rights issue, UOB Kay Hian masuk jadi pemegang saham baru Bank CCB Indonesia

Lalu BCA memberikan kompensasi yang terdiri dari imbalan kerja jangka panjang dan imbalan kerja jangka pendek, termasuk tantiem sebesar Rp 147,4 miliar, naik 3,8% dari periode yang sama tahun lalu. Sedangkan Bank Panin membayarkan kenaikan gaji dan tunjangan, serta biaya pensiun kepada 11 direksinya naik 2,1% jadi Rp 14,3 miliar.

Menurut Ekonom dan Direktur Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah, dalam menilai terkait gaji dan tunjangan pejabat perbankan tidak bisa menggunakan ukuran biasa. Sebab, para bankir merupakan tenaga profesional dengan skill yang tidak mudah digantikan, apalagi tugas mereka adalah mengelola dana masyarakat yang jumlahnya sangat besar.

"Jadi besarnya gaji dan tunjangan mereka tentu sesuai dengan pekerjaan dan amanah yang diemban para pimpinan bank itu. Kecuali, jika perbankan itu sudah dalam keadaan merugi, gaji dan tunjangan (direksinya) tidak sepantasnya diberikan," kata Piter pada Kontan.co.id, Rabu (22/7).

Baca Juga: Saham-saham yang paling banyak diobral asing hari ini, Rabu (22/7)

Posisi perbankan sangat menentukan arah kondisi ekonomi ke depan di tengah kondisi pandemi Covid-19. Sehingga pejabat bank memang harus mendapat apresiasi yang tinggi.

Bahkan jika kinerja bank pun mengalami penurunan, Piter menilai masih wajar-wajar saja jika gaji dan tunjangan bankir naik karena itu tentu sudah melalui proses perhitungan yang benar dari perusahaan. "Lagipula kenaikan itu tidak menggunakan uang rakyat,"tandas Piter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×