kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Wah, kredit bermasalah KPR meningkat


Senin, 21 Oktober 2013 / 09:25 WIB
Wah, kredit bermasalah KPR meningkat
ILUSTRASI. Berikut cara-cara untuk menciptakan ruang keluarga yang nyaman untuk seluruh penghuni rumah.


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Perbankan mesti hati-hati menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR). Sebab, kredit bermasalah alias non performing loan (NPL)  kredit pemilikan rumah tinggal maupun rumah toko (ruko) dan rumah kantor (rukan) meningkat.

Mengutip Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Bank Indonesia (BI), per Agustus 2013, nilai kredit bermasalah di sektor KPR rumah tinggal mencapai sekitar Rp 6,62 triliun. Jumlah kredit bermasalah tersebut meningkat sekitar 48% dibanding dengan periode sama tahun 2012 yang senilai Rp 4,47 triliun.  Alhasil, rasio NPL kredit rumah tinggal naik dari 2,27% pada Agustus 2012 menjadi 2,56%.

Sedangkan nilai kredit bermasalah kredit pemilikan ruko dan rukan per Agustus 2013 naik 61% menjadi Rp 563 miliar ketimbang periode sama tahun 2012 yang sebesar Rp 348 miliar. Per Agustus 2013, rasio NPL  kredit ruko dan rukan naik  menjadi 2,32% dari sebelumnya 1,91% pada Agustus 2012.

Difi A. Johansyah, Direktur Eksekutif Hubungan Masyarakat BI, mengatakan, rasio NPL sebesar 2,56% masih cukup terjaga karena masih di bawah batas maksimal 5%. Namun, BI berharap  sejumlah kebijakan makroprudensial  untuk kredit properti yang telah dirilis BI bisa mendorong bank menjaga risiko dan NPL kredit properti.

Menurut Difi, ketentuan loan to value ratio (LTV) kredit properti  tidak dimaksudkan untuk menyusutkan pertumbuhan KPR. Namun, BI mengharapkan praktik penyaluran KPR  lebih sehat.

Bank juga harus lebih selektif memilih debitur KPR sehingga industri properti bisa berkesinambungan.  Apalagi, pelemahan ekonomi domestik akan berdampak pada perilaku debitur. "BI sejak dini mengarahkan agar bank mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit properti baik rumah tinggal maupun ruko," kata Difi.

Direktur Keuangan Bank Danamon Vera Eve Lim, mengatakan, NPL KPR di Bank Danamon tidak meningkat. Sebab, porsi KPR hanya Rp 5 triliun atau di bawah 4% dari total portofolio kredit yang sebesar Rp 129 triliun per September 2013. "NPL KPR kami masih kecil karena porsi KPR kecil," kata Vera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×