Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan peer to peer lending (P2P) semakin inovatif dalam mempertahankan pemberi pinjaman (lender) agar tidak berpaling ke produk lain. PT Investree Radhika Jaya misalnya menawarkan alternatif investasi bagi lender berupa reksadana.
Memang secara aturan Otoritas Jasa Keuangan saldo kas lender pada akun P2P lending tidak diperbolehkan mengendap lebih dari dua hari atau yang lebih dikenal dengan istilah T+2.
Agar dana lender tersebut tidak menganggur, maka Investree menawarkan kepada lender untuk menempatkan dana itu ke reksadana agar mendapatkan imbal hasil.
Baca Juga: Reksadana Principal Cash Fund bidik dana kelolaan Rp 100 miliar dari lender Investree
Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi bilang sesuai aturan regulator, perusahaan P2P tidak boleh menjual produk lain selain pinjaman termasuk reksadana. Oleh sebab itu, Investree bekerjasama dengan PT Star Mercato Capitale atau Tanamduit sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang telah berizin dari OJK.
“Sesuai dengan aturan tidak boleh lebih dari cash in hand selama dua hari. Dari pada dana itu keluar, lender memiliki pilihan untuk menaruh di produk reksadana pasar uang yang satu hari sudah bisa di-reedem. Lalu dana itu bisa kembali digunakan untuk pendanaan berikutnya yang disukai oleh lender,” ujar Adrian kepada Kontan.co.id, Selasa (18/2).
Adrian menyebut hingga saat ini dana kelolaan reksadana milik lender yang sudah difasilitasi oleh Investree hampir mencapai Rp 13 miliar. Nominal itu terhimpun dari 500 lender Investree yang bersedia menempatkan dananya di reksadana. Ia berharap pilihan investasi ini akan semakin dinikmati oleh lender lainnya.
Dana itu masuk ke dalam reksadana pasar uang milik PT Trimegah Asset Management.
Hari ini, Investree kembali bekerjasama dengan PT Principal Asset Management untuk menawarkan dua produk reksadana.
Kerjasama ini memungkinkan pemberi pinjaman (lender) Investree dapat menginvestasikan dana mereka pada produk investasi yang diterbitkan oleh Principal Asset Management selaku MI yaitu Reksadana Principal Cash Fund dan Reksadana Principal Cash Fund Syariah.
Chief Executive Officer Principal Asset Management Agung Budiono menyebut ke depannya tidak menutup kemungkinan kerjasama ini menawarkan produk reksadana campuran, pendapatan tetap, hingga saham.
Adrian bahkan berencana menerapkan konsep ini untuk Investree Thailand dan Investree Filipina. Kendati demikian, ia menyebut akan menyesuaikan dengan ketentuan regulator setempat.
Baca Juga: Fintech lending Julo sudah salurkan pinjaman senilai Rp 431 miliar
Ia bilang bisa saja di kedua negara itu, Investree tidak perlu menggandeng APERD, langsung menggandeng perusahaan manajemen investasi.
Asal tahu saja, Investree tengah mendaftarkan Investree Thailand ke regulator setempat untuk mendapatkan izin usaha sebagai P2P lending. Sedangkan Regulator Filipina memberikan lampu hijau bagi Investree untuk menjalankan usaha P2P lending sembari mengurus perizinan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News