kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Walau ekonomi melambat, bankir optimistis kredit konsumser bakal tumbuh deras


Minggu, 30 Juni 2019 / 16:08 WIB
Walau ekonomi melambat, bankir optimistis kredit konsumser bakal tumbuh deras


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Hingga kuartal II 2019 pertumbuhan kredit konsumer perbankan kian lesu. Data Bank Indonesia (BI) dalam analisis uang beredar menunjukkan per Mei 2019 kredit konsumsi hanya tumbuh 8,3% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.566,3 triliun.

Padahal, pada periode bulan sebelumnya, kredit konsumsi sempat naik sebesar 9% yoy.

Menurut BI, perlambatan kredit konsumsi ini disebabkan oleh melambatnya penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB) serta kredit multiguna.

Pertumbuhan KPR tercatat lebih rendah dari bulan April 2019 yang naik 13,8% yoy menjadi 13,4% di bulan Mei 2019. Begitu pula KKB yang pertumbuhannya melambat menjadi 7,3% di bulan kelima 2019 dari bulan sebelumnya 8,3% dan kredit multiguna yang hanya tumbuh 10,9% yoy.

Pun, pertumbuhan kredit konsumsi tersebut jauh lebih kecil dibandingkan periode Mei 2018 lalu yang sempat naik 11,7% secara tahunan. Alhasil, porsi kredit konsumsi terhadap total kredit di bulan Mei 2019 pun ikut susut menjadi 28,54% dibanding setahun sebelumnya 29,25%.

Kendati melambat, sejumlah bankir yang dihubungi Kontan.co.id memandang hal tersebut bersifat musiman lantaran di kuartal II 2019 terdapat dua momen besar yakni Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden serta libur Hari Raya Lebaran. Perbankan optimis di akhir kuartal II dan kuartal berikutnya, kredit konsumsi akan mulai terangkat naik.

Ambil contoh, PT Bank CIMB Niaga Tbk yang optimis kredit konsumer bisa tumbuh hingga dua digit pada akhir tahun 2019. Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, sejauh ini kredit ritel (konsumer) perseroan sudah tumbuh baik.

Tercermin dari KPR CIMB Niaga yang tumbuh sekitar 12% hingga kuartal II 2019. Sementara itu bisnis kartu kredit juga tumbuh sekitar 9% secara yoy, serta KKB naik pesat di atas 40% dari sisi penjualan. "Kami harap sampai akhir tahun tetap bisa tumbuh positif," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (30/6).

Lani juga mengatakan, hingga penghujung tahun 2019 porsi kredit konsumer bakal terjaga sekitar 27%-30% dari total kredit perseroan.

Senada, Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Ferdian Timur Satyagraha mengatakan saat ini porsi kredit konsumer terhadap total kredit berada di kisaran 60%. Dalam rencana bisnis bank (RBB) di tahun 2019, Ferdian menyebut komposisi kredit konsumsi dipatok mencapai 68% dari total kredit.

Meski begitu, bank bersandi bursa BJTM ini memandang ke depan kredit sektor produktif (kredit modal kerja dan kredit investasi) bisa tumbuh lebih besar. Artinya, ada potensi porsi kredit konsumer Bank Jatim bakal tergerus. "Ke depan sektor produktif bisa menjadi 40% dan konsumer 60%," katanya.

Sebab, sampai dengan kuartal II 2019 ini pertumbuhan kredit konsumer di Bank Jatim baru sebesar 6%. Sedangkan kredit produktif sudah tumbuh 11% lebih.

Di sisi lain, PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO) justru memangkas target pertumbuhan kredit konsumer di 2019. Direktur Utama BRI Agro Agus Noorsanto mengatakan, awalnya kredit sektor konsumer dipatok naik 45%. Namun pihaknya ingin lebih dulu mematangkan rencana bisnis dan pengembangan digital usai resmi naik ke bank umum kelompok usaha (BUKU) III di Semester II 2019.

"Tadinya kami target tumbuh 45%, kita kurangkan menjadi 30% tahun ini di RBB. Kami sedang uji coba di lapangan untuk kredit digital, dan baru akan dimulai lagi di Semester II 2019," terangnya. Namun, Agus memastikan porsi kredit konsumer BRI Agro masih tetap akan rendah yakni 5% saja dari total kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×