Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
Direktur Utama BNI Herry Sidharta secara singkat mengatakan, sampai saat ini realisasi pemberian keringanan ini terus berlanjut. Perseroan akan terus menganalisa profil risiko masing-masing debitur di seluruh segmen. "Target kami bisa selesai akhir Juni, atau maksimal di awal Juli 2020, untuk semua debitur termasuk korporasi," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (22/6).
Baca Juga: Suku Bunga Acuan BI Dipangkas, Emiten Bank Tetap Sulit Salurkan Kredit
Kalau menarik pernyataan manajemen pada bulan lalu, Direktur Tresuri dan Internasional Putrama Wahju Setyawan menyebut mayoritas restrukturisasi didominasi oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel.
"Sektor terbesar yang terdampak ada perdagangan, restoran dan hotel sebesar 38,4% atau Rp 26,8 triliun," ujarnya kala itu.
Lalu ada pula sektor perindustrian sebesar 18,4% atau Rp 12,8 triliun serta sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi yang mencapai 16,2% atau setara Rp 11,3 triliun.
Adapun, menurut catatan BNI pada akhir April 2020 lalu realisasi pinjaman yang direstrukturisasi meningkat signifikan menjadi Rp 69 triliun, dengan total 103.447 debitur.
Bukan cuma BNI, PT Bank Mandiri Tbk juga terus mencatatkan realisasi restrukturisasi yang meningkat. Menurut Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rully Setiawan hingga 20 Juni 2020, Bank Mandiri telah menyetujui secara efektif restrukturisasi kredit bagi lebih dari 400.000 debitur dengan portofolio baki debet sebesar Rp 70 triliun.
Namun, berdasarkan data perseroan pemberian restrukturisasi ke debitur korporasi alias wholesale lebih kecil dibanding segmen UMKM. "Dari nilai tersebut, restrukturisasi kredit untuk segmen wholesale diberikan kepada 71 debitur dengan baki debet sebesar Rp 21 triliun," jelasnya.
Yang terbesar, realisasi restrukturisasi kredit bersumber dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang hingga 31 Mei 2020 telah memberikan keringanan ke 2,63 juta nasabah dengan total baki debet Rp 160,5 triliun.
Baca Juga: Wabah corona membuat aset perbankan tak merekah
Tetapi, lantaran mayoritas debitur BRI merupakan nasabah UMKM kebanyakan restrukturisasi mengalir ke debitur mikro dan KUR sekitar 2,51 juta debitur. Sedangkan jumlah debitur menengah dan koporasi terbilang sedikit dibandingkan bank lain yakni hanya 69 debitur dengan baki debet Rp 1,83 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso pekan lalu menuturkan pihaknya memang akan fokus membenahi debitur yang kesulitan membayar, terutama di segmen UMKM, yang menjadi ujung tombak bisnis perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News