Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Anna Suci Perwitasari
Menurutnya, nasabah BTPN Syariah memang sudah terbiasa dilayani oleh petugas lapangan yang langsung ke tempat mereka secara regular. Artinya, perbankan sudah dapat menganalisa dan memperkirakan dampak perlambatan ekonomi akibat pandemi virus corona (Covid-19) kepada debitur perusahaan.
“Karenanya, pertemuan yang memenuhi protokoler kesehatan yang berlaku, sebisa mungkin kami upayakan, bahkan melalui telepon, WhatsApp atau SMS. Pendekatan ini dilakukan tidak hanya menjalankan anjuran peraturan regulator untuk tetap melayani transaksi keuangan masyarakat, namun lebih dari itu. Kami perlu mengetahui kebutuhan mereka, misalnya relaksasi pembiayaan, atau sekedar melayani penarikan tabungan” sambungnya.
Adapun, hingga periode ini, total aset BTPN Syariah tumbuh 27,6% menjadi Rp 16 triliun dari Rp 12,5 triliun. Adapun laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 402 miliar, tumbuh 39,5% dari Rp 288 miliar (YoY).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News