kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Walau likuiditas masih ketat, bank meramal biaya dana terkendali tahun ini


Minggu, 09 Juni 2019 / 18:20 WIB
Walau likuiditas masih ketat, bank meramal biaya dana terkendali tahun ini


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian besar bank berlomba untuk menggenjot dana murah alias giro dan tabungan guna menekan biaya dana dana (cost of fund). Alhasil, persaingan perebutan dana di pasar pun menjadi semakin sengit.

Sejumlah bank mengakui kalau pada kuartal II 2019, rasio biaya dana cenderung meningkat dibandingkan awal tahun. Ambil contoh, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) misalnya yang menyebut per April 2019 posisi cost of fund meningkat sebesar 5,96% dibandingkan April 2018.

Kendati biaya dana meningkat, Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha menerangkan rasio dana murah alias CASA pada bulan April 2019 mengalami peningkatan menjadi 70,88%. "CASA mengalami peningkatan per April 2019 menjadi 70,88% dari April 2018 sebesar 70,33%," katanya kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Ferdian menerangkan pihaknya berencana untuk menggenjot pertumbuhan CASA melalui peningkatan dana tabungan. Walau tidak memasang target, menurutnya saat ini porsi tabungan terhadap DPK sudah mencapai 29,57% pada bulan April 2019 alias sejalan dengan ekspektasi perusahaan.

Sebagai informasi, bila merujuk laporan keuangan April 2019, rasio cost of fund terhadap DPK Bank Jatim berada pada posisi 0,71%, menurun dari 0,91% di bulan April 2018.

Hal tersebut disebabkan oleh menurunnya beban bunga Bank Jatim pada April 2019 sebanyak 12,92% yoy menjadi Rp 359 miliar. Sejalan dengan DPK yang meningkat 11,33% secara yoy menjadi Rp 50 triliun. Mayoritas kenaikan DPK Bank Jatim pada bulan April 2019 didominasi oleh rekening giro yang tumbuh 13% secara tahunan.

Berbeda dengan Bank Jatim, PT Bank CIMB Niaga Tbk justru menyatakan posisi cost of fund masih sejalan dengan target perusahaan alias stabil dari periode awal tahun. Meski begitu, Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan secara singkat mengatakan bahwa ada potensi cost of fund bakal meningkat di pertengahan tahun 2019 hal ini sejalan dengan mengetatnya kondisi likuiditas di pasar yang tengah berlomba memperebutkan dana murah.

"Saat ini cost of fund tidak terlalu berubah, CASA rasio kami juga masih terjaga di 55%," terangnya. 

Lani mengatakan sampai akhir tahun pihaknya akan menjaga rasio cost of fund stabil. Sayangnya, Lani tak merinci besaran rasio cost of fund Bank CIMB Niaga saat ini.

Merujuk laporan keuangan bulan April 2019, total dana pihak ketiga (DPK) CIMB Niaga tercatat sebesar Rp 164,01 triliun. Jumlah tersebut menurun turun 7,35% dari periode April 2018 sebesar Rp 177,04 triliun. Hal tersebut utamanya disebabkan adanya penurunan pada dana mahal (deposito) sebesar 8,26% yoy menjadi Rp 69,14 triliun dari setahun sebelumnya Rp 75,37 triliun.

Di sisi lain, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengatakan kalau kenaikan cost of fund F sangat bergantung pada tingkat rata-rata suku bunga dana di pasar. Menurutnya, saat ini suku bunga dana cenderung meningkat dibandingkan dengan periode awal tahun. Hal ini menandakan adanya potensi peningkatan cost of fund di pasar termasuk Bank OCBC NISP.

Walau tidak merinci besaran CoF saat ini, Parwati menegaskan kalau porsi CASA OCBC NISP masih terjaga di kisaran 37%. Dengan begitu, tingkat biaya dana OCBC NISP dinilai masih dapat terjaga stabil.

"Sangat disadari pertumbuhan CASA yang sustainable itu membutuhkan waktu," ungkapnya. Sebagai gambaran saja, total DPK OCBC NISP per April 2019 tercatat sudah mencapai Rp 124,33 triliun relatif stagnan dari periode yang sama tahun lalu.

Dari jumlah tersebut, mayoritas masih didominasi oleh deposito sebanyak Rp 78,9 triliun atau sekitar 63,46% dari total DPK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×