kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Walau masih tinggi, bankir sepakat NPL komersial bakal melandai


Kamis, 11 April 2019 / 17:36 WIB
Walau masih tinggi, bankir sepakat NPL komersial bakal melandai


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati sempat dihindari perbankan karena resiko kredit yang relatif tinggi. Sejumlah bank sudah mulai mencetak penurunan rasio non performing loan (NPL segmen kredit komersial melandai di awal tahun 2019.

Salah satu penyebabnya lantaran bank sudah mulai berhati-hati dan selektif untuk masuk ke dalam pembiayaan komersial. Ambil contoh, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang mengatakan per Maret 2019 posisi NPL komersial sudah menurun menjadi 5,27%.

Direktur Resiko, Strategi dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso mengatakan posisi ini membaik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni 5,31%.

Walau tidak merinci besaran kredit yang masuk ke segmen ini, Mahelan optimis rasio kredit macet komersial BTN akan membaik hingga ke penghujung tahun 2019. "BTN menargetkan NPL komersial pada akhir tahun akan terus mengalami perbaikan hingga di bawah 4%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (11/4).

Lebih lanjut, Ia menjelaskan perbaikan kondisi NPL tersebut utamanya didukung oleh monitoring ketat atas debitur yang selama ini mengalami permasalahan pembayaran. Di sisi lain, kemampuan debitur untuk menyelesaikan kredit kian meningkat yang diikuti dengan peningkatan akitivitas penyelesaian kredit lainnya seperti penjualan agunan.

Senada dengan BTN, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) juga terus memperbaiki laju NPL kredit komersial. Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha menjelaskan, mayoritas NPL komersial perseroan berasal dari debitur-debitur lama yang bergerak di sektor konstruksi.

Atas hal itu, dalam beberapa tahun terakhir pihaknya lebih selektif menyalurkan kredit ke segmen menengah. "Kami masuk ke sektor-sektor infrastruktur, terutama yang berkaitan dengan program Pemerintah seperti pembangunan jalan tol di dalam dan luar Jawa Timur," ujarnya.

Sebagai informasi saja, per kuartal I 2019 lalu Bank Jatim realisasi kredit Bank Jatim ke segmen komersial sudah mencapai Rp 7,15 triliun. Pencapaian tersebut tumbuh sebanyak 16,61% dari periode tahun sebelumnya Rp 6,13 triliun.

Dalam paparan kinerja kuartal pertama tahun ini, perseroan mengatakan pertumbuhan kredit komersial merupakan yang tertinggi bila dibandingkan dengan segmen kredit lain.

Dari sisi NPL, kredit komersial tetap menjadi penyumbang terbesar. Akhir Maret 2019 tercatat NPL segmen ini masih sangat tinggi yaitu di level 11,67%. Jauh lebih tinggi dibandingkan segmen konsumer yang sangat rendah di 0,27% dan UKM 5,32%.

Meski sangat tinggi, NPL komersial Bank Jatim ini sejatinya mengalami penurunan drastis bila dibandingkan dengan posisi di Maret 2018 yang menembus 18,8% alias turun 713 basis poin (bps) dalam kurun satu tahun.

Targetnya, di tahun 2019 ini NPL komersial Bank Jatim akan ditekan minimal ke level 8%. "Selain write off, penagihan dan lelang agunan kami juga lebih selektif dalam memberikan kredit baru," sambungnya.

Sekadar informasi, pada periode Maret 2019 bank bersandi bursa BJTM ini membukukan NPL gross di level 3,46%. Menurun dari tahun sebelumnya 4,84%.

Sementara itu, PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) juga mengatakan hal serupa. Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa mengatakan kredit komersial memang menjadi salah satu tumpuan bagi bank daerah selain konsumer.

"Tujuan penyaluran kredit komersial untuk pembiayaan sektor infrastruktur yang diberikan kepada kontraktor proyek pemerintah, baik yang bersumber dari APBN maupun APBD," ujarnya.

Walau belum mau menyebut besaran NPL komersial, Bank Banten mengatakan per Januari 2019 posisi NPL sudah membaik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. "Kondisi ini diperkirakan akan terus mengalami perbaikan di tengah upaya dalam memperbaiki kualitas kredit," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×