kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Workingsite bisa mendongkrak premi


Senin, 05 November 2012 / 23:17 WIB
Workingsite bisa mendongkrak premi
ILUSTRASI. 5 cara ampun mengatasi susah bersin


Reporter: Mona Tobing | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Pertumbuhan industri asuransi jiwa di Indone terbilang cukup pesat. Namun, masih ada cara agar perusahaan asuransi semakin banyak mendapatkan pembeli polis atau tertanggung. Caranya  mengembangkan jalur distribusi melalui perusahaan tempat kerja (workingsite).

Nelly Husnayati, Executive Vice President and Chief Operating Officer Manulife Indonesia, mengatakan perusahaan asuransi jiwa sudah memiliki tiga jalur distribusi yang mumpuni. Mereka adalah jalur keagenan (agency), perbankan (bancassurance), serta direcet marketing dan lain-lain.

Hingga akhir semester I 2012,  total premi baru asuransi jiwa nasional mencapai Rp 49,65 triliun, tumbuh 16,7% dibandingkan periode sama tahun lalu. Dari total itu, kontribusi bancassurance sebesar Rp 20,1 triliun, keagenan Rp 19,5 triliun, sisanya dari jalur direct marketing dll. "Namun, satu jalur distribusi yang kurang dioptimalkan perusahaan asuransi, yakni workingsite," kata Nelly, Senin (5/11).

Padahal, jalur pemasaran workingsite mempunyai potensi pasar besar. Soalnya, di jalur tersebut terdapat kumpulan masyarakat yang memiliki pendapatan rutin tiap bulan. Hal itu pula yang menjadikan jalur workingsite menjadi sarana distribusi produk asuransi yang lebih efektif dibandingkan lainnya.

Nelly juga yakin, jalur workingsite sebagai cara baru  memperluas penetrasi asuransi terutama membidik perhimpunan atau komunitas. Keuntungan membidik komunitas adalah biaya akuisisi yang lebih kecil, sehingga tertanggung bisa mendapatkan harga premi lebih murah.

Namun, masuk ke jalur distribusi workingsite juga  menjadi tantangan sendiri bagi perusahaan asuransi. "Soalnya, perusahaan harus mempersiapkan infrastruktur yang kuat dan mengusahakan agar pembayaran dilakuan melalui satu pintu," terang Nelly.

Nanan Ginanjar, Ketua Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (Apparindo), mengaku selama ini sudah menempuh jalur workingsite, tapi menyasar komunitas tertentu. "Tapi juga sulit memasarkan asuransi, karena kita harus benar-benar memahami kelompok tersebut," kata Nanan.
Apparindo mencatat, pendapatan premi hingga kuartal III 2012 mencapai Rp 7,2 triliun. Dari jumlah itu, 10% mengalir ke asuransi jiwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×