kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Wow, Transaksi Cash Management BCA Tumbuh 29% Hingga Tembus Rp 7.900 Triliun


Senin, 07 Maret 2022 / 16:01 WIB
Wow, Transaksi Cash Management BCA Tumbuh 29% Hingga Tembus Rp 7.900 Triliun
ILUSTRASI. kantor cabang BCA


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank mencatatkan pertumbuhan transaksi layanan cash management cukup besar sepanjang 2021. Pertumbuhan ini mendorong pendapatan berbasis biaya (fee based income) dan juga dana murah bank.

Salah satunya dicatatkan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Hingga Desember 2021, volume transaksi cash management bank swasta terbesar Tanah Air ini di segmen komersial dan UMKM tumbuh 29% secara year on year (yoy) hingga mencapai lebih dari Rp 7.900 triliun.

"Maraknya digitalisasi pada layanan cash management turut meningkatkan frekuensi dan volume transaksi, memperluas basis nasabah, serta mempertahankan pertumbuhan dana murah (CASA)," kata  Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn pada Kontan.co.id, Senin (7/3).

Sejalan dengan  hal tersebut, fee based income dari transaksi cash management segmen Commercial-SME BCA mampu tumbuh hingga 32% YoY per akhir Desember 2021.

Baca Juga: BCA Digital Siapkan Layanan Kredit Lewat Aplikasi

Bank besar lainnya juga mencatatkan hal serupa. Negara Indonesia Tbk (BBNI) membukukan pendapatan fee sebesar Rp 307 miliar dari layanan cash management system sepanjang 2021. Itu meningkat 13,7% dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp 270 miliar.

Berdasarkan materi presentasi kinerja BNI 2021, sebesar Rp 192 miliar dari fee based income cash management tahun lalu berasal dari klien perusahaan fintech dan e-commerce.

Itu artinya, pertumbuhan transaksi layanan cash management alias pengelolaan kas di BNI tahun lalu ditopang oleh pertumbuhan perusahaan fintech dan e-commerce.

Frekuensi transaksi cash management BNI tahun 2021 mencapai 494 juta dimana 54% atau sebanyak 269 juta merupakan kontribusi dari fintech dan e-commerce. Pada tahun 2020 total transaksinya mencapai 227 juta dimana 74% atau 167 juta merupakan fintech dan e-commerce.

 

"Rekening Giro BNI 2021 mencapai Rp 221 triliun dimana Rp 197 triliun merupakan kontribusi dari cash management. Itu naik dari Rp 204 triliun pada Desember 2020 dengan Rp 176 triliun berasal dari cash management," tulis manajemen BNI dalam materi presentasinya.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga mencatatkan pertumbuhan transaksi layanan cash management. Sepanjang 2021, volume transaksi pengelolaan kas di bank ini mencapai Rp 11.411 triliun atau meningkat 37,4% dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 8.304 triliun.

Layanan cash management Bank Mandiri ini didukung oleh layanan Mandiri Bill Collection, Mandiri Host to Host Payment, Mandiri Auto Debit Mandiri Internet Bisnis, Mandiri EDC, dan platform Kopra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×