kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Wakaf Mikro nihil kredit macet, ini strateginya


Sabtu, 05 Mei 2018 / 20:53 WIB
Bank Wakaf Mikro nihil kredit macet, ini strateginya
Bank Wakaf Mikro Almuna Berkah Mandiri


Reporter: Dupla Kartini | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. Tingkat kredit macet atas pinjaman usaha yang disalurkan lembaga keuangan mikro syariah besutan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Wakaf Mikro (BWM), sampai saat ini tercatat nihil. Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK Anto Prabowo mengatakan, sejauh ini, angsuran pembayaran pinjaman di 20 BWM yang telah beroperasi, berjalan lancar.

Sebagai gambaran, hingga 15 April 2018, total pinjaman yang disalurkan 20 BWM kepada pelaku usaha mikro di lingkungan pondok pesantren mencapai Rp 4,18 miliar. Pinjaman tersebut diberikan kepada 4.152 nasabah.

BWM menyalurkan pembiayaan yang berasal dari donasi individu dan perusahaan kepada pelaku usaha mikro dengan nominal berkisar Rp 1 juta hingga Rp 3 juta per nasabah. Imbal hasil yang dipatok terbilang mini yaitu setara 3%.

Jangka waktu angsuran pinjaman rata-rata setahun, namun bisa pula disesuaikan dengan kebutuhan dan kebijakan masing-masing BWM. Saat ini, nasabah mengangsur pengembalian pinjaman setiap minggu.

Menurut Anto, angsuran bisa berjalan lancar, lantaran BWM menerapkan sejumlah strategi. Pertama, angsuran dilakukan mingguan. Dengan cara ini teridentifikasi kemampuan nasabah dalam melunasi pinjaman.

Kedua, ada pertemuan kelompok yang berlangsung mingguan atau halaqoh mingguan (Halmi). Di situ mereka bisa cerita kondisi keuangan mereka. "Kalau ada nasabah yang usahanya membutuhkan dukungan, bisa dibantu dengan mencari pihak-pihak yang bisa mendukung usaha mereka. Misalnya terkait pemasaran produk," papar Anto dalam acara Press Tour OJK - Bank Wakaf Mikro di Yogyakarta, Sabtu (5/5).

Ketiga, ada unsur tanggung renteng. Satu kelompok terdiri dari lima nasabah. Sehingga, kalau ada yang kesulitan mengangsur pinjaman, akan ditanggung bersama anggota kelompok. "Kelompok saling membantu, sehingga memastikan uang yang dipinjam bisa dikembalikan," imbuhnya.

Direktur Penelitian, Pengembangan, Pengaturan, dan Perizinan Perbankan Syariah OJK Deden Firman Hendarsyah mengatakan siklus nilai pinjaman yang diberikan kepada nasabah bisa berubah.

Siklus pinjaman pertama senilai Rp 1 juta per nasabah. Selanjutnya, bisa naik menjadi Rp 2 juta pada pinjaman tahap berikutnya, apabila angsuran pinjaman pertama berjalan lancar.

Salah satu BWM yang telah beroperasi sejak Oktober 2017 adalah Bank Wakaf Mikro Almuna Berkah Mandiri di Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta. Ketua Pengurus BWM Almuna Berkah Mandiri, Eni Kartika Sari menuturkan, sampai saat ini telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 290 juta. Besaran pinjaman masing-masing Rp 1 juta per nasabah.

Nasabah tersebut menjalankan aneka usaha, mulai dari katering, laundry, usaha kelontong, penjahit hingga pedagang pulsa.

Menurut Eni, keberadaan BWM membantu perekonomian warga yang membuka usaha kecil di sekitar lokasi pesantren tertua di Yogyakarta ini. Dengan pinjaman tersebut, warga bisa meningkatkan usahanya.

"Jumlah santri sekitar 3.500 di pesantren ini, merupakan aset besar yang berdampak pada perekonomian. Santri dibebaskan jajan, laundry dan sebagainya di luar pondok, sehingga menghidupkan bisnis warga sekitar," papar Eni di kantor BWM Almuna di Krapyak.

Ia mengakui, sejauh ini angsuran nasabah berjalan lancar. Nasabah membayar angsuran mingguan bersamaan dengan kegiatan rutin Halmi. "Selain bayar angsuran, momen itu juga untuk memberikan pendampingan, bagaimana meningkatkan produktivitas usaha mereka dan strategi marketing, seperti memperkenalkan penjualan online," imbuh Eni.

Muryani, salah seorang nasabah BWM Almuna Berkah Mandiri bilang, ia mendapatkan pinjaman senilai Rp 1 juta pada akhir tahun lalu. Pinjaman itu dengan jangka waktu angsuran sekitar enam bulan.

Perempuan 52 tahun ini menggunakan pinjaman untuk memperluas warung makan. "Tadinya cuma kecil ruangannya, sekarang bisa nambah, bisa nampung lebih banyak pembeli. Omzet sekarang rata-rata bisa Rp 2 juta sehari," tuturnya, Sabtu.

Kata Muryani, ia tidak merasa berat membayar angsuran mingguan. Saat ini ia sudah masuk angsuran ke-26. "Kalau sudah lunas, saya mau ajukan pinjaman lagi, untuk perbaiki bagian atap, supaya pembeli tidak kepanasan lagi," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×