kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini jurus Pegadaian agar pinjaman tembus Rp 45 T


Kamis, 04 Januari 2018 / 17:04 WIB
Ini jurus Pegadaian agar pinjaman tembus Rp 45 T


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pegadaian (Persero) gagal mencapai target penyaluran pinjaman atau Outstanding Loan (OSL) pada akhir 2017 lalu. Dari target sebesar Rp 38,5. Tahun lalu Pegadaian hanya mampu menyalurkan pinjaman Rp 37 triliun.

Berbeda dengan 2017 lalu yang hanya mencapai pertumbuhan 4% di akhir tahun. Tahun ini Pegadaian optimis bisa mencapai pertumbuhan OSL di angka 17,7%.

Direktur Keuangan dan Tekonologi Pegadaian, Teguh Wahyono bilang, pihaknya menargetkan pertumbuhan OSL di angka Rp 45 triliun. Sebab perusahaan itu akan mencoba melakukan penetrasi di segmen yang selama ini tidak terjangkau pegadaian.

"Jadi kami punya ada beberapa inisiatif baru," kata Teguh saat dihubungi Kontan.co.id pada Kamis (4/1).

Pegadaian telah mencanangkan strategi untuk melakukan perluasan pasar di 2018. Setidaknya ada tiga program yang akan dimaksimalkan di tahun 2018.

Pertama, Pegadaian akan memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada di pasar. Teguh menyebutnya sebagai agen. Ia menargetkan agen yang tersebar di tahun 2018 akan mencapai 6.000.

"Agen yang sesuai keahliannya, ya sepeda motor, toko emas, toko elektronik, dan sebagainya," jelas Teguh.

Pemanfaatan agen yang sesuai spesialisasinya memiliki alasan utama. Teguh mencontohkan, Pemanfaatan toko emas sebagai agen Pegadaian, khusus untuk menaksir harga emas.

Selain itu, toko emas dinilai lebih mampu untuk handle emas. "Jangan sampai emas diklewer-klewer," ujarnya.

Kedua, Pegadaian akan semakin aktif terjun ke lapangan, baik melalui cara luring dan yang menggunakan sistem daring. Pada cara luring, Pegadaian melakukan perekrutan SDM untuk terjun ke lapangan, fungsi orang-orang tersebut seperti mantri di bank.

Untuk program ini menurutnya sudah berjalan. Tercatat sudah ada sekira 400 orang yang bertugas seperti mantri tersebut. "Jadi kita sudah tidak lagi duduk manis di kantor lagi nih," kata Teguh.

Selanjutnya, program yang kedua itu juga dilakukan secara daring. Program tersebut sudah tersedia dalam bentuk aplikasi untuk platform android. Pelayanan itu memberikan kemudahan dalam transaksi pegadaian.

"Jadi misalnya gadai. Nanti dia masukin barangnya (input data barang) nanti akan keluar (harga taksiran pegadaian). Kalau cocok, nah," jelas Teguh.

Untuk sementara, pelayanan berbasis daring masih belum 100% dilakukan secara digital. Nasabah masih harus mengantar barangnya dahulu ke agen atau cabang Pegadaian. Di sana, nasabah tinggal menerima uang dan memberikan barangnya ke pihak Pegadaian.

Ke depannya, Teguh berharap program ini akan dilengkapi dengan kurir agar nasabah tidak perlu mendatangi Pegadaian. "Sasarannya ingin menyasar ke orang yang mager, malas gerak. Alasan (tidak ke Pegadaian) kan bisa karena malu atau malas, Pak. Kan ada juga itu yang malu (ke Pegadaian)," katanya kepada Kontan.co.id.

"Kalau bicara online mungkin milenial juga akan tertarik kalau bicara online," tambahnya.

Sementara pada program ketiga, Pegadaian akan melakukan pembenahan dari sisi pergudangan. Hal ini akan memudahkan agen dan cabang Pegadaian dari segi efisiensi operasional.

Selain itu, Pegadaian juga saat ini menyiapkan layanan digital seperti teknologi finansial (fintech). Teguh mencontohkan, pelayanan itu bisa berupa pelayanan kredit mikro yang beroperasi 7x24 jam. Ia berharap, layanan ini bisa diluncurkan pada triwulan dua tahun 2018.

Dengan banyaknya rencana Pegadaian untuk memperluas pasar, Teguh meyakini margin laba di tahun ini tidak akan bisa lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Sebab percepatan di tahun ini akan bersifat jangka panjang yang bisa dimanfaatkan secara terus-menerus di tahun-tahun berikutnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×