Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk menargetkan pertumbuhan laba di level konservatif pada 2016. Paparan tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin di hadapan anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa (8/9).
Bank dengan kode emiten BMRI ini mematok proyeksi pertumbuhan laba setelah pajak di level 3%-5% pada 2016 mendatang. Hal ini lantaran, perseroan masih akan mempertebal cadangan kerugian alias provisi yang cukup tinggi di tahun depan karena rasio kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL) diperkirakan masih akan meningkat tahun depan.
“Konservatif, karena kami masih akan mempertebal cadangan kerugian. NPL tahun ini mengalami kenaikan dari 1,9% akhir Desember 2014 menjadi 2,2% pada Juni 2015. Melihat kondisi ekonomi, kemungkinan NPL masih akan naik tahun depan,” kata Budi Gunadi Sadikin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (8/9).
Seperti diketahui, semester pertama ini NPL gross Mandiri tercatat 2,43% naik dibanding Juni tahun lalu yang 2,23%. Sementara secara nett, rasio kredit bermasalah Bank Mandiri pada semester I-2015 sebesar 1,01%, meningkat dari periode sama 2014 yang masih sebesar 0,81%.
Bank Mandiri mencatat setiap kuartal terjadi penurunan coverage ratio sekitar 20 basis poin, dan hingga akhir tahun diperkirakan akan terus tergerus karena tren NPL yang juga diperkirakan akan naik. Tahun ini pun, Bank Mandiri mematok pertumbuhan laba single digit atau hanya menjadi sekitar Rp20 triliun tak banyak bergerak dari perolehan labanya tahun lalu yang mencapai Rp 19,9 triliun.
Perolehan laba Bank Mandiri sepanjang semester pertama ini pun menunjukkan tren melambat. Pada triwulan pertama, laba Bank Mandiri tercatat Rp5,1 triliun atau tumbuh 4,3% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara per Juni lalu, laba yang dikantongi Mandiri Rp9,9 triliun sepanjang semester pertama 2015. Angka itu naik tipis 3,5% dibanding Juni tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News