kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

9 Aturan BI bukan untuk memperbesar rasio kredit


Jumat, 30 November 2012 / 10:34 WIB
9 Aturan BI bukan untuk memperbesar rasio kredit
ILUSTRASI. Cara mencegah Virus Corona bisa Anda lakukan dengan menghindari tempat umum, misalnya gym. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.


Reporter: Dyah Megasari |

YOGYAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengaku, rasio kredit bank terhadap produk domestik bruto (PDB) di Indonesia masih terendah se-Asia. Namun aturan yang baru dirilisnya justru bukan untuk menaikkan rasio kredit. Salah sasaran?

Kepala Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan menilai sembilan paket aturan yang baru dirilis bank sentral sebenarnya hanya untuk menekankan prinsip kehati-hatian di perbankan.

"Saya tidak yakin, bahwa itu sasarannya (untuk meningkatkan rasio kredit perbankan)," terang Anton saat acara Indonesian Economic Outlook 2013 di Hotel Ambarrukmo Yogyakarta, Kamis malam (29/11).

Dari sembilan paket kebijakan itu, memang ada satu kebijakan yang ingin meningkatkan fungsi intermediasi perbankan. Yaitu kebijakan kewajiban mengalokasikan 20% dari total kredit ke sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"Memang bisa ditunjukkan dari itu, tapi itu tidak otomatis langsung menaikkan rasio kredit perbankan," katanya.

Sekadar catatan, Gubernur BI Darmin Nasution menjelaskan bahwa rasio kredit terhadap PDB di Indonesia masih terendah se-Asia, yaitu di level 31,7 persen. Rasio tersebut jauh lebih rendah dibandingkan Malaysia (115,9 persen), Vietnam (111,6 persen), dan Thailand (131,9 persen). Rendahnya rasio kredit membuat peran perbankan bagi pertumbuhan ekonomi tidak maksimal.

"Untuk urusan kredit bank, kita ini levelnya sama dengan Filipina. Rasio kita masih sangat rendah karena tidak mencapai level 50%," katanya.

Menurut dia, salah satu penyebab rendahnya rasio kredit karena suku bunga kredit perbankan. "Bunganya masih tinggi meski sudah ada bank yang mau kasih kredit dengan bunga single digit. Bank terapkan bunga tinggi karena tingginya biaya dana (cost of funds)," katanya.  

Untuk menekan biaya dana, BI meminta perbankan untuk meningkatkan efisiensi. BI menilai tingkat efisiensi perbankan di Indonesia secara umum belum maksimal. Hal ini dibuktikan dengan rasio biaya operasi dibandingkan pendapatan operasi (BOPO) yang masih tinggi.

BI mencatat rasio BOPO perbankan nasional sejak Desember 2005 secara rata-rata masih di kisaran 87,7%. Namun, pada September 2012 lalu, rasio BOPO perbankan nasional sudah menurun rata-rata di level 74,26%. (Didik Purwanto/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×