Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyatakan peningkatan hasil investasi di asuransi jiwa utamanya disebabkan oleh kinerja positif instrumen saham dan Surat Berharga Negara (SBN).
“Investasi pada instrumen saham dan SBN pada semester I 2023, masing-masing mencapai Rp 158,2 triliun dan Rp 157,2 triliun. Proporsi keduanya mencapai sekitar 58% dari total investasi pada periode tersebut,” kata Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu kepada Kontan.co.id, Senin (11/9).
Togar tak memungkiri jika instrumen saham menjadi salah satu faktor tingginya hasil investasi. Selain itu, kata dia, kondisi pasar modal yang mulai kondusif pasca pandemi juga mempengaruhi instrumen tersebut.
Baca Juga: Porsi Besar di Obligasi, Hasil Investasi IFG Life Mencapai Rp 842 Miliar di Juli 2023
Dia menyebutkan, setidaknya ada dua faktor penyebab kenaikan investasi di instrumen saham. Pertama, kondisi pasar modal yang kondusif pasca pandemi.
“Sejak awal 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tren peningkatan. Hal ini tentunya menarik minat Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) untuk berinvestasi di pasar modal, khususnya saham,” imbunya.
Kedua, lanjut Togar, disebabkan oleh penyesuaian terhadap regulasi PAYDI terbaru dari OJK. Menurut dia, dalam baleid itu penempatan investasi untuk PAYDI pada subdana reksadana hanya boleh pada reksadana dengan underlying atawa aset dasar SBN.
“Hal ini kemudian mendorong peralihan dari reksadana ke instrumen investasi lainnya, terutama dalam bentuk SBN dan saham,” tandasnya.
Baca Juga: Hasil Investasi Asuransi Jiwa Melejit 138,64% pada Bulan Juli 2023
Asal tahu saja, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hasil investasi asuransi jiwa meningkat 138,64% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 21,81 triliun pada Juli 2023, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 9,13 triliun. Penopang terbesar hasil investasi ini adalah instrumen saham dan SBN.
Total portofolio investasi instrumen saham tumbuh sebesar 3,88% YoY menjadi Rp 150,93 triliun di Juli 2023, dibandingkan Juli 2022 sebesar Rp 145,29 triliun.
Sedangkan total portofolio instrumen SBN meningkat sebesar 23,94% YoY menjadi Rp 153,48 triliun per Juli 2023, dibandingkan periode sebelumnya senilai Rp 123,83 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News