Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan pelemahan sektor riil, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) optimistis kinerja investasi saham pada tahun 2025 diproyeksikan masih bergerak positif.
Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu menjelaskan bahwa hal ini tidak terlepas dari sejumlah kebijakan fiskal ekspansif pemerintahan baru, di mana kemudian berdampak positif terhadap roda perekonomian.
Berdasarkan data AAJI hasil investasi periode Januari - September 2024 tercatat naik 15,1% secara YoY menjadi senilai Rp 26,95 triliun.
Baca Juga: AAJI Optimistis Laba Industri Asuransi Jiwa Tetap Tumbuh pada 2025, Ini Pendorongnya
Begitu juga dengan total investasi yang mengalami peningkatan sebesar 3,7% secara YoY menjadi Rp 553,53 triliun jika dibandingkan dengan periode Januari – September 2023.
Investasi yang paling dominan dalam industri asuransi jiwa adalah Surat Berharga Negara (SBN) dan saham. Adapun kenaikan yang cukup signifikan terdapat di instrumen investasi SBN yang bertumbuh 28,3% menjadi Rp 205,66 triliun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023.
"Penurunan suku bunga dapat memberikan dampak positif terhadap prospek investasi asuransi jiwa, terutama pada instrumen ekuitas. Ketika suku bunga turun, instrumen berbasis bunga seperti deposito dan obligasi menjadi kurang menarik karena imbal hasilnya menurun," kata Togar kepada Kontan, Selasa (21/1).
Dampaknya, investor cenderung beralih ke instrumen dengan potensi pengembalian lebih tinggi, seperti saham, yang memberikan peluang pertumbuhan nilai investasi.
Baca Juga: AAJI Catat Investasi Industri Asuransi Jiwa Rp 553,53 Triliun per Kuartal III-2024
Dengan pendekatan yang tepat, AAJI menilai, industri asuransi jiwa dapat memanfaatkan penurunan suku bunga sebagai peluang untuk meningkatkan hasil investasi sekaligus memberikan nilai tambah bagi pemegang polis.
"Namun, penting bagi pelaku industri untuk tetap menjaga tata kelola investasi, agar dapat menyeimbangkan antara imbal hasil dan risiko," lanjut Togar.
Selanjutnya: Sejumlah Dana Pensiun Terjebak di Saham Gocap, Ini Kata Pengamat
Menarik Dibaca: Bank BCA Bantu 2.000 UMKM Dapatkan Sertifikat Halal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News