Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir terlebih dengan adanya varian baru covid-19, perusahaan asuransi jiwa pun terus berkomitmen untuk membayarkan klaim terkait Covid-19 pada nasabah yang terpapar.
Berdasarkan catatan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), secara industri, total klaim Covid-19 periode Maret 2020 – September 2021 mencapai Rp 7,36 triliun
Mencakup klaim kesehatan, kematian dan bahkan untuk isolasi mandiri. Ini merupakan wujud komitmen industri asuransi jiwa kepada nasabah, walaupun sebenarnya klaim pandemi termasuk dalam ketentuan force majeure.
Menurut Togar Pasaribu, Direktur Eksekutif AAJI, jumlah klaim terkait covid-19 masih akan terus bertambah sepanjang pandemi Covid-19 masih berlangsung. "Kami di anggota AAJI akan terus menjaga komitmennya untuk membayarkan klaim tersebut," kata Togar kepada kontan.co.id, Senin (18/1).
Baca Juga: Persoalan Asuransi Disarankan Diselesaikan di LAPS SJK
Salah satu pemain yang terus berkomitmen membayarkan klaim tersebut ialah BNI Life, yang sejak awal masa pandemi sampai dengan Desember 2021 telah membayarkan klaim Covid-19 karena meninggal dunia dan kesehatan lebih dari Rp 370 miliar. "Hampir semua produk BNI Life meng-cover COVID-19. BNI Life senantiasa menghadirkan perlindungan optimal bagi nasabah setia," ujar GM of Corsec, Legal & Corcomm BNI Life Arry Herwindo.
Sementara itu, selama tahun 2021 BNI Life telah mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp 4,7 triliun.
"Kami berharap gencarnya program vaksinasi yang telah dilakukan oleh pemerintah dapat mengurangi risiko penularan virus covid-19 dan terciptanya herd immunity sehingga berdampak juga pada klaim terkait covid. BNI Life senantiasa memiliki komitmen dan konsistensi dalam menghadirkan produk serta layanan optimal bagi segenap nasabah di tengah pandemi," jelas Arry.
Menurutnya, setelah hampir genap dua tahun masyarakat hidup di tengah pandemi, makin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya memiliki asuransi. Seiring membaiknya kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat BNI Life optimis pembelian produk asuransi kesehatan akan meningkat di tahun 2022.
"BNI Life juga telah menyiapkan produk asuransi kesehatan yang sesuai kebutuhan masyarakat. Salah satunya adalah BNI Life Solusi Dana Kesehatan yang merupakan produk perlindungan asuransi kesehatan yang memberikan solusi biaya kesehatan dan segudang manfaat lainnya," ucap Arry.
Baca Juga: Prudential Indonesia Gandeng Kipin School Tingkatkan Literasi Keuangan pada Anak
Pemain lain yang juga terus membayarkan klaim terkait Covid-19 yaitu BRI Life. Perusahaan juga hingga saat ini terus memantau dampak dari Covid-19 varioan Omicron.
"Di BRILife kami mencoba untuk mengakomodasi manfaat ini secara terstruktur dengan memberikan manfaat khusus karena Covid-19. Sampai saat ini kami melihat dampaknya lebih kepada potensi peningkatan biaya rawat jalan, namun demikian untuk dampak finansialnya belum dapat kami monitor keseluruhannya," jelas Direktur Utama BRI Life, Iwan Pasila.
Iwan mengatakan, sampai akhir Desember 2021 lalu ada kecenderungan peningkatan klaim asuransi kesehatan, namun peningkatan klaim lebih besar pada klaim karena meninggal dunia untuk produk Asuransi Jiwa Kredit dan Asuransi Individu yaitu sekitar 20%-25%.
Menurutnya, kalau di lihat dari penyebaran varian Covid-19 sudah mengarah pada Endemi sehingga hal ini akan bisa masuk dalam pertanggungan yang umum berlaku. Hanya saja memang ada kecenderungan akan meningkatkan premi, sehingga cara-cara baru untuk meminimalkan kunjungan langsung ke RS perlu dikembangkan untuk efisiensi biaya. Pemanfaatan teknologi untuk konsultasi online.
"Untuk asuransi kesehatan, kami memberikan coverage untuk Covid-19 dengan monitoring pada pemanfaatannya secara berkala. Sebagian besar dengan batasan total klaim karena Covid-19 agar tidak terlalu besar membebani premi. Untuk asuransi proteksi meninggal sudah di-cover sebelumnya dan tidak ada pengecualian," kata Iwan.
Iwan juga menambahkan, bahwa potensi asuransi kesehatan di tahun 2022 masih sangat besar mengingat kesadaran masyarakat terus meningkat.
"Memang ada tantangan pada potensi kenaikan premi namun perusahaan asuransi terus berbenah untuk meminimalkan biaya operasional serta mendorong pemanfaatan teknologi untuk konsultasi medis," imbuh Iwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News