Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pendapatan premi industri asuransi jiwa hanya naik 0,9% Year on Year (YoY) pada kuartal I-2024. Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu memproyeksikan pendapatan premi industri asuransi jiwa akan tetap tumbuh pada kuartal I-2025.
"Memasuki awal 2025, AAJI tetap optimistis industri asuransi jiwa akan terus mencatatkan pertumbuhan positif, meski pertumbuhannya diperkirakan tidak melompat signifikan," ujarnya kepada Kontan, Senin (24/3).
Budi menerangkan optimisme itu didukung oleh perbaikan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan asuransi jiwa dan upaya adaptasi yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi dinamika ekonomi. Ditambah adanya kinerja positif yang ditunjukkan produk asuransi jiwa tradisional dalam beberapa periode terakhir sehingga diharapkan bisa mendongkrak pendapatan premi industri.
Baca Juga: Premi Produk Unitlink Anjlok 11,5%, AAJI Proyeksi Kinerjanya akan Turun pada 2025
Meskipun demikian, Togar juga mengatakan kinerja industri kemungkinan akan mendapatkan tantangan pada kuartal I-2025. Dia memahami bahwa kondisi pasar yang fluktuatif, khususnya di pasar saham, kemungkinan akan memberi tekanan terhadap kinerja investasi pada awal tahun ini.
"Tentunya perusahaan asuransi telah memiliki strategi manajemen risiko yang lebih matang, sehingga dapat menjaga stabilitas hasil investasi jangka panjang," tuturnya.
Sementara itu, Togar menyampaikan ada sejumlah tantangan dan peluang yang dapat memengaruhi kinerja industri secara keseluruhan sepanjang 2025. Dari sisi tantangan, dia menerangkan adanya pelemahan daya beli dan volatilitas pasar investasi, khususnya di pasar saham. Ditambah adanya inflasi biaya medis yang diproyeksi masih akan meningkat.
Baca Juga: AAJI Catat Pendapatan Premi Capai Rp 185,39 Triliun pada 2024
Untuk menghadapi tantangan tersebut, AAJI mengimbau perusahaan asuransi jiwa untuk menerapkan strategi investasi yang tepat, disertai dengan manajemen risiko yang lebih komprehensif dan adaptif. Selain itu, Togar bilang perusahaan juga perlu memperkuat kepercayaan masyarakat, dengan mengedepankan prinsip transparansi, edukasi berkelanjutan, serta penyesuaian produk yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat.
Dari sisi peluang, Togar mengatakan penjualan produk asuransi diperkirakan tetap tumbuh positif pada tahun ini. Hal itu seiring peningkatan kesadaran masyarakat. Adapun produk tradisional diperkirakan masih akan menjadi produk pilihan di tengah perubahan preferensi masyarakat.
Selain itu, dia menyebut industri juga menyambut positif kebijakan penyempurnaan produk asuransi kesehatan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), termasuk implementasi skema Coordination of Benefit (CoB).
"Dengan pelaksanaan yang baik, regulasi itu akan meningkatkan kualitas perlindungan yang diterima oleh masyarakat, memperkuat persepsi positif terhadap industri, dan mendorong persistensi pemegang polis," kata Togar.
Sebagai informasi, AAJI melaporkan pendapatan premi industri asuransi jiwa secara total mencapai Rp 185,39 triliun pada 2024. Nilai itu meningkat 4,3%, jika dibanding tahun sebelumnya.
Baca Juga: AAJI Ungkap Penyebab Pendapatan Premi Asuransi Jiwa Segmen Individu Tumbuh pada 2024
Selanjutnya: Cermati Rekomendasi Teknikal AMRT, PGAS, dan TPIA untuk Selasa (25/3)
Menarik Dibaca: Gabung elevAIte, Jobstreet by Seek Dorong Keterampilan AI Talenta Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News