Reporter: Nadya Zahira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Industri Asuransi Jiwa (AAJI) memproyeksi produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unitlink masih akan dihujani sejumlah tantangan dan kinerjanya tidak lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengatakan bahwa hal tersebut tercermin dari pendapatan premi dari produk unitlink yang mengalami penurunan signifikan hingga akhir tahun lalu.
Di mana, sepanjang 2024, produk ini mencatatkan premi sebesar Rp 75,03 triliun, atau turun 11,5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kontribusi unitlink terhadap total pendapatan premi industri pun menyusut menjadi 40,5%.
Togar menerangkan anjloknya kinerja produk unitlink ini disebabkan karena kinerja bursa saham yang terus merosot di awal tahun 2025, akibat aksi jual asing yang terus berlangsung terutama pada saham-saham perbankan big caps.
“Selain itu, juga akibat ketidakstabilan geopolitik imbas kebijakan proteksionisme Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang melemahkan mata uang rupiah. Jadi saham anjlok beserta rupiah,” kata Togar kepada Kontan, Senin (3/3).
Baca Juga: OJK Perkirakan Produk Unitlink di Asuransi Jiwa Masih Diminati, Ini Penyebabnya
Lebih lanjut, Togar menilai bahwa capital outflow juga berdampak pada anjloknya kinerja unitlik, karena hal ini dapat mempengaruhi minat masyarakat terhadap produk unitlink.
“Kenapa mempengaruhi minat masyarakat? Karena volatilitas pasar modal biasanya akan mempengaruhi preferensi konsumen terhadap produk ini,” jelasnha.
Kendati begitu, Togar mengatakan bahwa produk unitlink masih memiliki segmen pasar tertentu karena produk asuransi ini bersifat jangka panjang dan bila dikelola dengan baik, tetap menarik bagi sebagian konsumen.
Baca Juga: AAJI Perkirakan Klaim Penebusan Unitlink Berpotensi Naik Jelang Ramadan dan Lebaran
Sementara itu, Togar menyebutkan sejumlah strategi yang bisa dilakukan perusahaan asuransi jiwa agar kinerja unitlink tetap tumbuh di 2025, antara lain yakni dengan meningkatkan fleksibilitas investasi, dan melakukan edukasi yang lebih dalam kepada konsumen agar pemahaman masyarakat terhadap manfaat dan risiko unitlink semakin baik.
“Selanjutnya perusahaan juga bisa melakukan penambahan fitur baru yang diharapkan dapat meningkatkan daya tarik produk unitlink,” tandasnya.
Baca Juga: Unitlink Masih Tertekan, Pendapatan Premi Capai Rp 75,03 Triliun pada 2024
Selanjutnya: Perjalanan Perusahaan Tekstil Legendaris, Sritex hingga Akhirnya Benar-Benar Pailit
Menarik Dibaca: Simak Inisiatif Vinilon Group dalam Mendukung Keberlanjutan Lingkungan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News