kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   12.000   0,53%
  • USD/IDR 16.595   3,00   0,02%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

AAJI Sebut Beberapa Perusahaan Asuransi Sudah Terapkan Aturan Co-Payment


Jumat, 22 Agustus 2025 / 19:07 WIB
Diperbarui Jumat, 22 Agustus 2025 / 19:47 WIB
AAJI Sebut Beberapa Perusahaan Asuransi Sudah Terapkan Aturan Co-Payment
ILUSTRASI. Konferensi Pers Kinerja Industri Asuransi Jiwa Semester I-2025, Jumat (22/8/2025).


Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyatakan dukungan terhadap rencana penerapan aturan co-payment 10% dalam asuransi kesehatan.

Ketentuan ini tertuang dalam SEOJK Nomor 7 Tahun 2025 yang semula dijadwalkan berlaku pada 1 Januari 2026, meski implementasinya diputuskan untuk ditunda oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Ketua Bidang Kanal Distribusi AAJI, Elin Waty menyebutkan skema co-payment bukan hal baru bagi industri. Pasalnya, sejumlah perusahaan sudah lebih dulu menerapkannya dalam produk kesehatan dengan memberikan pilihan kepada nasabah.

Baca Juga: Soal Penerapan Co-payment, AAJI Imbau Perusahaan Asuransi Jiwa Lakukan Hal Ini

“Customer bisa memilih mau produk dengan co-payment preminya segini, atau produk tanpa co-payment preminya segini. Otomatis, produk dengan co-payment pasti preminya lebih murah,” terang Elin dalam Konferensi Pers Kinerja Industri Asuransi Jiwa Semester I-2025, Jumat (22/8/2025).

Menurut Elin, penerapan co-payment diharapkan dapat memberi efek positif, terutama dalam mengurangi risiko over treatment di layanan kesehatan. Dengan adanya pembagian biaya, nasabah akan lebih kritis terhadap rekomendasi tindakan medis.

Baca Juga: AAJI: Co-Payment Asuransi Kesehatan Dorong Nasabah Selektif Gunakan Layanan Medis

“Misalnya sakit perut tapi diminta pemeriksaan MRI kepala. Kalau ada co-payment, nasabah jadi mempertanyakan apakah tindakan itu betul-betul dibutuhkan. Jadi harapannya, masyarakat juga lebih sadar dan tidak terjadi over treatment,” jelasnya.

Elin menegaskan, besaran co-payment sebesar 10% yang ditetapkan regulator juga sudah melalui proses diskusi bersama industri dan asosiasi. Oleh karena itu, AAJI mengungkapkan akan mendukung langkah regulator demi industri yang lebih baik.

Baca Juga: AAJI: Mekanisme Co-payment Bukan Hal Baru dan Sudah Ada Sejak Lama

Selanjutnya: Seberapa Akurat Tes DNA Sebenarnya? Ini Kata Ahli

Menarik Dibaca: 25 Tips Menurunkan Berat Badan yang Efektif Menurut Para Ahli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×