kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.496.000   5.000   0,34%
  • USD/IDR 15.528   24,00   0,15%
  • IDX 7.747   98,49   1,29%
  • KOMPAS100 1.205   14,37   1,21%
  • LQ45 962   12,31   1,30%
  • ISSI 233   1,99   0,86%
  • IDX30 494   7,34   1,51%
  • IDXHIDIV20 593   9,35   1,60%
  • IDX80 137   1,67   1,23%
  • IDXV30 143   0,68   0,48%
  • IDXQ30 164   2,39   1,48%

AAUI Beberkan Sejumlah Penyebab Turunnya Penetrasi Asuransi


Kamis, 17 Oktober 2024 / 06:45 WIB
AAUI Beberkan Sejumlah Penyebab Turunnya Penetrasi Asuransi
ILUSTRASI. Trinita Situmeang, Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik & Riset. OJK mencatat penetrasi sektor perasuransian menurun dari 3,11% pada 2020 menjadi 2,59% pada 2023.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penetrasi sektor perasuransian menurun dari 3,11% pada 2020 menjadi 2,59% pada 2023. 

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua AAUI untuk Bidang Statistik & Riset Trinita Situmeang tak memungkiri memang terjadi penurunan penetrasi. Trinita menyebut penyebab penurunan tersebut salah satunya terjadi untuk major class business. 

"Memang ada penurunan, terutama dalam hal pembelian asuransi, khususnya untuk major class business," ujarnya saat ditemui di acara AAUI di Bali, Jumat (11/10).

Trinita menerangkan ada 3 major class business yang menjadi andalan industri, yaitu properti, kendaraan bermotor, dan kredit. 

Baca Juga: AAJI Ungkap Sejumlah Tantangan Bagi Industri Asuransi Jiwa

Menurutnya, pembelian asuransi untuk kendaraan bermotor memang relatif stabil, sedangkan asuransi properti juga demand-nya masih besar karena memang didominasi oleh industrial atau sektor swasta.

Trinita juga menjelaskan penurunan penetrasi bukan hanya disebabkan pasar, tetapi berkaitan juga dengan populasi dan Produk Domestik Bruto (PDB).

Tonton: Peningkatan Modal Asuransi: Tantangan dan Solusi

"Kalau berkaitan dengan populasi, tentunya penambahan premi per unit yang datang dari organic growth, secara densitas enggak akan bergerak. Sebab, secara hitungan matematik penyebutnya itu populasi," tuturnya.

Artinya, meski premi asuransi mengalami kenaikan, jika pertumbuhan populasi terus meningkat, maka level penetrasi asuransi akan tetap stagnan.

Untuk mencapai level penetrasi dan densitas yang lebih tinggi, Trinita menyebut perlu adanya pembelian asuransi per kepala atau per kapita. Dia berharap hal itu yang terjadi di produk retail maupun komersial. 

"Jadi, yang menyasar kepada masyarakat dan tumbuhnya horizontal, pasti akan bisa mendorong," katanya.

Baca Juga: AAUI Optimistis Industri Asuransi Umum Masih Terus Bertumbuh pada 2025

Oleh karena itu, Trinita berharap ke depannya perusahaan asuransi bisa lebih kreatif dan inovatif dalam mengeluarkan produk. Hal itu juga sejalan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan masyarakat yang mulai sadar pentingnya manfaat asuransi. 

Alhasil, apabila hal itu dilakukan, nantinya masyarakat bukan tak mungkin menempatkan asuransi sebagai prioritas yang lebih tinggi dari yang sebelumnya, setelah kebutuhan-kebutuhan pokok.

"Dampaknya, pembelian terhadap asuransi juga akan naik, terutama untuk generasi yang lebih muda. Dengan demikian, hal itu akan mendorong penetrasi," ungkap Trinita. 

Selanjutnya: Cara Merapikan Rumah dengan Aturan 2 Menit

Menarik Dibaca: Cara Merapikan Rumah dengan Aturan 2 Menit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×