Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
AC Ventures telah melakukan analisis terhadap peluang-peluang tersebut, dan telah berinvestasi kepada empat startup yang dinilai mampu menjembatani masing-masing masalah yang dihadapi UMKM.
Keempat startup tersebut, pertama Ula merupakan startup yang memiliki tujuan memperbaiki rantai pasokan yang terfragmentasi.
Kedua, Bukuwarung merupakan startup memberikan solusi berupa aplikasi buku besar yang dapat memudahkan pelaku UMKM untuk melakukan pencatatan bisnis mereka. Melalui aplikasi BukuWarung, pemilik bisnis UMKM dapat dengan mudah memasukkan informasi transaksi.
Ketiga, start-up ESB yang bekerja dengan ribuan perusahaan food and beverages (F&B) di seluruh Indonesia untuk menyediakan platform pengelolaan pesanan, pembayaran, dan inventaris end-to-end yang lengkap.
Baca Juga: Bibit.id raih pendanaan US$ 65 juta, dipimpin Sequoia Capital India
Terakhir, start-up Majoo yang menyediakan perangkat digital lengkap untuk UMKM yang berdiri sendiri, mulai dari penata rambut, binatu, dan pengecer umum yang menjalankan segalanya mulai dari titik penjualan hingga penggajian.
Majoo menawarkan aplikasi lengkap dengan layanan kasir online yang dilengkapi dengan navigasi berbeda untuk setiap jenis usaha, aplikasi inventori, keuangan, absensi dan karyawan, CRM, hingga analisa bisnis.
“Dengan pasar ritel Indonesia yang menyumbang lebih dari US$ 300 miliar per tahun ke PDB, dan UMKM yang menjadi mayoritas dari ini, ada kumpulan nilai besar yang harus dibuka melalui digitalisasi yang lebih besar dari bisnis ini. Kami yakin, akan ada banyak bisnis yang muncul untuk menangani berbagai rantai nilai dan masalah yang dihadapi oleh UMKM,” ujar Adrian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News