Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Perusahaan modal ventura, AC Ventures menyebut bahwa industri financial technology atau fintech menjadi salah satu sektor utama untuk diberikan investasi. Bahkan tercatat puluhan finetch telah didanai oleh perusahaan.
VP of Investments AC Ventures, Alvin Cahyadi menyatakan sebagai investor paling aktif dalam industri fintech yang berkembang pesat di Asia Tenggara, terutama Indonesia, fintech tentunya menjadi salah satu sektor utama yang diinvestasikan.
“Saat ini ada lebih dari 20 perusahaan fintech yang telah kami investasikan,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (20/11).
Baca Juga: Induk Hijra Bank, Alami Group Dapat Pendanaan Baru yang Dipimpin Intudo Ventures
Alvin menjelaskan, satu dekade terakhir Indonesia telah mengalami peningkatan enam kali lipat jumlah pemain fintech, dari 51 pada 2011 menjadi 334 pada 2022. Di lingkup perusahaan pinjaman digital (pinjol), saat ini hanya beberapa perusahaan yang masih relevan.
“Hal ini tentu disebabkan oleh regulasi dari pemerintah yang memastikan bahwa praktik-praktik dalam layanan keuangan digital tetap menguntungkan untuk peminjam, dan pemberi pinjaman - serta tidak melanggar norma-norma yang ada di Indonesia,” jelasnya.
Alvin mengungkapkan, perusahaan pinjol yang masih relevan adalah mereka yang bisa menavigasi tuntutan dari regulator, namun juga memiliki teknologi yang mumpuni untuk menghadapi tantangan dari makro ekonomi, seperti meningkatnya suku bunga.
“2023 menjadi masa di mana para fintech belajar dan mematangkan diri sebagai perusahaan. Di sisi lain, terlihat juga bahwa tahun ini masih terdapat minat yang cukup tinggi terhadap investasi di sektor fintech yang menandakan bahwa potensi market sangat besar,” ungkapnya.
Baca Juga: Startup Motor Listrik MAKA Motors Raih Pendanaan Awal Rp 563 Miliar dari AC Ventures
Dia menyebutkan, adapun fintech yang memperoleh pendanaan dan dukungan penuh dari AC Ventures meliputi Xendit, KoinWorks, Julo, Stockbit, Bibit, Broom, dan sejumlah deretan startup fintech terkemuka lainnya.
Ke depan, lanjut dia, pihaknya tetap terbuka untuk mendanai perusahaan fintech. Meski begitu, standar yang diberikan kepada calon fintech yang akan didanai akan semakin tinggi seiring makin matangnya industri.
“Tahun 2024, tentu akan mengutamakan perusahaan fintech yang telah terbukti dapat berkembang dan bertahan di tengah gejolak makroekonomi dan juga perubahan regulasi,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News