Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit ke sektor hilirisasi mineral dan batubara (minerba) menjadi tantangan bagi perbankan. Di mana, pemerintah meminta perbankan untuk menggenjot kredit ke sektor hilirisasi termasuk minerba.
Hanya saja, baru-baru ini Bank Indonesia mengumumkan bahwa pihaknya mengalihkan pemberian insentif kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) untuk perbankan yang memberikan pembiayaan terhadap sektor hilirisasi mineral dan batubara sejak Januari 2025.
Adapun, insentif yang awalnya diberikan ke sektor minerba ini dialihkan ke sektor industri yang menyerap tenaga kerja dengan kata lain hilir dari sektor minerba seperti industri pengolahan, industri otomotif, industri barang dari logam, dan industri mesin.
Baca Juga: BI Tambah Insentif GWM Bank Jadi Rp 80 Triliun untuk Dukung Pembiayaan 3 Juta Rumah
Alasannya, penyaluran kredit di sektor minerba sudah berjalan baik sebab sudah banyak pembiayaan dari Penanaman Modal Asing (PMA).
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Royke Tumilaar mengungkapkan bahwa ia tidak terlalu banyak memikirkan terkait kebijakan tersebut. Ia menilai saat ini BNI masih terus menyalurkan kredit ke sektor hilirisasi minerba dengan kondisi yang juga bagus.
“Hilirisasi sudah jalan dan kalau proyeknya bagus semua bank pasti mau, ada atau gak ada insentif, kita tetap jalan” ujar Royke (12/2).
Lebih lanjut, hingga Desember 2024, BNI memiliki portofolio kredit yang cukup besar mencakup sektor mineral, batubara, perkebunan, hingga kehutanan. Adapun, nilainya mencapai sekitar Rp 60 triliun.
Royke bilang memang sejatinya untuk menyalurkan kredit ke sektor ini tantangannya adalah likuiditas. Menurutnya, insentif seperti KLM itu kalau berbicara butuh atau tidaknya, kata Royke itu tentunya dibutuhkan.
“Kita butuh likuiditas agar lebih agresif lagi di pasar,” ujarnya.
Baca Juga: Dukung Pembiayaan 3 Juta Rumah, BI Tambah Insentif Likuiditas (GWM) Jadi Rp 80 T
Sementara itu, Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk. M. Ashidiq Iswara bilang bahwa pada intinya, pihaknya selalu mendukung arahan strategis pemerintah, termasuk memberikan kredit ke hilirisasi minerba. Namun, ia menegaskan tetap mengedepankan manajemen risiko yang robust untuk pembiayaan hilirisasi.
Hingga akhir 2024, kredit ke sektor industri pengolahan mencapai sebesar Rp 185,2 triliun atau tumbuh positif 14,3% YoY. Kredit yang disalurkan di sektor hilirisasi minerba juga meningkat 61,4% YoY, utamanya membiayai pembangunan serta operasional smelter dan refinery logam, seperti nikel, emas, tembaga dan logam-logam lainnya.
“Beberapa mitigasi yang kami terapkan adalah memastikan proyek yang dibiayai telah beroperasi secara komersial dan memiliki kontrak kerja yang jelas,” ujarnya.
Ke depan, ia bilang Bank Mandiri akan terus mendukung percepatan hilirisasi di Indonesia dengan berfokus pada proyek-proyek strategis yang memiliki dampak ekonomi signifikan, baik melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan ekspor, maupun penguatan daya saing industri nasional.
“Kami juga telah merancang secara spesifik mitigasi atas risiko yang melekat, seperti misalnya hilirisasi logam perlu dipastikan kecukupan supply bahan baku dan ketersediaan offtaker,” tambahnya.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk Hera F. Haryn mengungkapkan pihaknya selalu mencermati dan mendukung berbagai kebijakan pemerintah, regulator, serta otoritas perbankan, dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk pertambangan dalam negeri dengan harapan berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Di sisi lain, Hera bilang pihaknya akan senantiasa mengedepankan prinsip-prinsip perbankan yang prudent dalam pembiayaan kredit. Di mana, BCA telah memiliki portofolio pembiayaan ke sektor yang bergerak pada hilirisasi industri pertambangan, namun tak mau mengungkap nilainya.
“Kami proyeksikan akan mencatatkan pertumbuhan positif di tahun ini,” ujarnya.
Selanjutnya: Elon Musk Dikecam Mantan! Nekat Bawa Anak Mereka ke Gedung Putih
Menarik Dibaca: Promo McD Dinner Valentine 14 Februari, Rp160.000 Dapat Paket Berdua + Live Music
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News