kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.999   -70,00   -0,44%
  • IDX 7.325   -69,45   -0,94%
  • KOMPAS100 1.108   -12,29   -1,10%
  • LQ45 866   -9,18   -1,05%
  • ISSI 225   -1,80   -0,79%
  • IDX30 443   -4,72   -1,05%
  • IDXHIDIV20 533   -5,21   -0,97%
  • IDX80 126   -1,29   -1,01%
  • IDXV30 131   -0,17   -0,13%
  • IDXQ30 147   -1,21   -0,81%

Ada pandemi, nilai transaksi QRIS melesat tajam


Minggu, 14 Februari 2021 / 19:11 WIB
Ada pandemi, nilai transaksi QRIS melesat tajam
ILUSTRASI. Nasabah melakukan pembayaran menggunakan Scan QRIS./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/27/11/2020


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia telah resmi meluncurkan QR Code Indonesian Standard (QRIS) sejak awal tahun 2020. Hingga akhir tahun 2020 ada hampir 5,8 juta merchant termasuk UMKM yang menggunakan standar baku bank sentral ini.

Direktur Eksekutif Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Djamin Nainggolan mengatakan, QRIS bisa meningkatkan ekspansi pembayaran dan peningkatan transaksi digital bagi UMKM. Lantaran, EDC masih lebih cocok untuk peritel modern maupun toko dengan penjualan besar.

"Di harapkan akhir 2021 menjadi 12 juta merchant. Kami dari industri siap mendukung target ini. Sebagai gambaran, merchant yang menerima kartu, tahun lalu bahkan belum mencapai 1 juta. Sementara QRIS baru resmi di luncurkan tahun lalu setelah soft launching di 2019, sudah hampir 6x lipat," ungkap Djamin kepada kontan.co.id, Jumat (12/2).

Baca Juga: Bank Muamalat luncurkan fitur QR code di aplikasi Muamalat DIN

Ia menjelaskan, karena resmi nya di luncurkan pada tahun 2020 lalu. Di Januari 2020 transaksi masih 740 ribu dengan nilai total Rp 36 miliar. Sementara pada Desember sudah melewati 6 juta dengan nilai Rp 452 miliar. "Di harapkan dengan jumlah merchant yang meningkat, jumlah transaksi dan nilai nya juga meningkat," katanya.

Lebih lanjut, Djamin bilang, pekerjaan rumah industri tidak hanya menambah jumlah merchant tapi juga merchant aktif. Dengan ini maka transaksi dan volume akan ikut naik secara otomatis. "Kalau dari transaksi dan value di bandingkan total transaksi uang elektronik masih kecil lah, di bawah 2%. Makanya peluang untuk di kembangkan masih tinggi," tambahnya.

Djamin menyampaikan bahwa, tentunya transaksi digital banking masih akan tetap mendominasi, karena bisa di lakukan kapan saja dan di mana saja. Juga mengikuti tren perubahan perilaku masyarakat yang sudah digital minded.

Untuk strategi ke depannya, Djamin menuturkan, agar bagaimana pembayaran bisa lebih cepat, mudah, murah, aman dan handal, customer bisa menggunakan berbagai kanal untuk alat pembayaran, dan juga mengarah kepada contactless dan non face to face.

"Selain itu tentunya bank berusaha mengembangkan jumlah merchant yang bisa menerima alat pembayaran digital dan terakhir terus berkolabarasi antar penyedia jasa pembayaran," imbuh Djamin.

Sementara itu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mengungkapkan, penggunaan transaksi digital melalui QRIS akan mendukung transaksi pembayaran UMKM sehingga dapat memudahkan dalam menentukan sasaran penyaluran kredit.

Disamping itu, hal tersebut juga akan mendorong percepatan pemulihan ekonomi dengan mengedukasi masyarakat untuk bertransaksi cashless. Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, dari tahun 2019 ke tahun 2020, jumlah transaksi QRIS BRI meningkat sebesar 150% dan nilai transaksi meningkat 229%. 

Sementara pada akhir tahun 2020 jumlah merchant QRIS tercatat sebanyak 145 ribu yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, jumlah ini meningkat 281% jika dibandingkan posisi tahun 2019. 

"Porsi transaksi merchant jika dibandingkan dengan total transaksi BRI, porsinya mencapai 5%. Kedepan transaksi melalui QRIS ini, kita harapkan dapat terus meningkat memberikan konstribusi yg sama seperti total transaksi merchant," ujar Aestika.

Ia menjelaskan, dimasa pandemi covid-19, tren peningkatan transaksi melalui digital turut mengakselerasi pertumbuhan transaksi digital banking BRI. Hal tersebut digambarkan dari pertumbuhan transaksi digital banking BRI yang tumbuh signifikan sepanjang tahun 2020, dimana jumlah transaksi melalui BRImo tumbuh 660% dan internet banking BRI tumbuh 132%. 

Aestika memaparkan, untuk meningkatkan digitalisasi sistem pembayaran melalui QRIS ini, strategi yang dilakukan BRI adalah, melakukan mapping dan pemasangan QRIS di seluruh di debitur bank yang bergerak di bidang retail/perdagangan. Khusus nasabah korporasi/distributor di bidang retail, kami juga akan melakukan mapping agar nasabah dapat menggunakan QRIS di outletnya. 

Selain itu, melakukan kolaborasi Pemasangan QRIS disemua Agen BRILink dan merchant EDC, dan melakukan Roll out akseptasi Alipay dan penetrasi ke wilayah-wilayah potensial, salah satunya melalui kerjasama dengan beberapa agregator.

Selanjutnya: Transaksi QRIS di perbankan semakin ramai, ini pendorongnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×