kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada pandemi, transaksi uang elektronik perbankan melonjak


Senin, 08 November 2021 / 14:39 WIB
Ada pandemi, transaksi uang elektronik perbankan melonjak
ILUSTRASI. Kartu uang elektronik e-money.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 telah menyokong kinerja perbankan. Salah satunya, mendorong peningkatan transaksi uang elektronik di sektor perbankan yang diperkirakan berlanjut sampai akhir tahun. 

Seiring meningkatnya kebutuhan selama pandemi, transaksi uang elektronik diperkirakan akan meningkat sampai akhir 2021. Berbagai faktor akan mendorong transaksi elektronik. 

Bank Indonesia (BI) mencatat, transaksi uang elektronik meningkat 45,05% yoy menjadi Rp 209,81 triliun pada triwulan III 2021. Dari realisasi itu, BI memperkirakan transaksi uang elektronik akan tembus Rp 284 triliun, naik 38,75% yoy pada akhir 2021.

Sebelumnya, Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta mengungkapkan, pertumbuhan transakasi elektronik didorong empat faktor. Pertama, adanya transformasi produk dan layanan e-commerce.  

Baca Juga: Kualitas aset membaik, hapus buku kredit di BTN turun

"Kita tahu, bahwa pembayaran terbanyak di e-commerce melalui e-money karena perilaku masyarakat bergeser ke arah digital. Maka itu, e-commerce terus berinovasi melalui berbagai fitur untuk menjaga pelanggan setia," kata Filianingsih, beberapa waktu lalu. 

Kedua, adanya kolaborasi penyedia jasa pembayaran (pjp) dan platform investasi. Misalnya saja, kolaborasi OVO dan Bareksa serta kerja sama LinkAja dan Bibit untuk menawarkan produk reksadana bagi pengguna.  

Ketiga, perluasan ekosistem melalui aksi korporasi. Menurut Filiangsing, perluasan ekosistem ini bukan hanya melalui aksi akuisisi atau merger tetapi juga kolaborasi produktif antar pelaku industri seperti bank, fintech dan e-commerce.  

Keempat, digitalisasi perbankan akan semakin meluas. Berbagai cara dilakukan perbankan mulai dari penguatan kapasitas internal baik dari strategi bisnis, proses bisnis, teknologi dan core banking. Misalnya saja, mengakuisisi bank-bank kecil lalu memperluas ekosistem.

Sejumlah bank juga raih kinerja positif. PT Bank Mandiri Tbk misalnya, mencatatkan frekuensi 697 juta transaksi Mandiri e-Money sebesar 697 juta transaksi, dengan nilai lebih dari Rp 11,8 triliun pada September 2021. 

Baca Juga: BTN kejar target penyaluran KPR Non Subsidi Rp 10,3 triliun sampai akhir tahun 2021

SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan, Mandiri e-Money telah dapat digunakan berbagai pembayaran mulai dari tol, parkir, transportasi seperti Commuterline, MRT, LRT, Transjakarta, Transjogja, Batik Solo Trans dan lainnya. 

"Kartu e-Money juga dapat diisi ulang dengan menggunakan aplikasi Livin' by Mandiri pada telepon pintar Android yang memiliki fitur NFC (near field communication), IOS (Iphone) maupun e-commerce yang sudah bekerjasama dengan Bank Mandiri, pada Mesin ATM dan Kantor cabang Bank Mandiri," terangnya. 

Tak mau kalah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga berhasil catatkan kinerja cemerlang. Hingga Agustus 2021, transaksi uang elektronik bank pelat merah ini tumbuh hingga 223% yoy. "Hal ini menunjukkan perubahan transaksi masyarakat dana dukungan besar BRI terhadap cashless society," kata Aestika Oryza Gunarto, Sekretaris Perusahaan BRI.

Selanjutnya: BNI targetkan recovery kredit bisa tumbuh 30% tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×