Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan teknologi yang kian pesat, membuat perbankan mengerem ekspansi kantor cabang. Selain untuk menekan biaya operasional, sejumlah bankir yang dihubungi Kontan.co.id memandang, peran kantor cabang saat ini perlahan mulai digantikan oleh teknologi seperti e-channel maupun digital banking semisal mobile banking.
Terbukti, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam statistik perbankan Indonesia (SPI) mencatat dari 113 bank total jumlah kantor bank hanya mencapai 31.577 kantor per April 2019. Meski terlihat masih besar, posisi tersebut turun dari periode setahun sebelumnya yang mencapai 32.022 kantor. Bila ditelisik, penyusutan ini juga disebabkan oleh berkurangnya jumlah bank dari April 2018 yang sebanyak 115 bank.
Salah satunya diprakarsai oleh proses akuisisi dan merger oleh PT Bank Danamon Indonesia Tbk dengan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BNP) serta PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) di kuartal I 2019 lalu.
Di sisi lain, beberapa bank memang mengubah strategi bisnis dari penambahan cabang menjadi pengembangan teknologi. Hasilnya, selain jumlah cabang kantor tak bertambah, bank juga mulai menutup kantor cabang yang dinilai tidak memberi hasil maksimal.
Ambil contoh, PT Bank OCBC NISP Tbk yang mengatakan berdasarkan rencana bisnis bank (RBB) awal tahun menutup 9 kantor. Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja bilang ada kemungkinan jumlah tersebut akan dikaji kembali sesuai dengan perkembangan bisnis.
Pertimbangan OCBC NISP menutup kantor salah satunya dikarenakan 80% transaksi nasabah perseroan kini beralih ke mobile banking milik perseroan bertajuk ONE Mobile atau e-channel lain seperti Mesin ATM. "Kami masih akan optimalisasi jaringan kami, termasuk merelokasi atau menutup kantor yang kurang relevan keberadaannya," terangnya, Selasa (25/6).
Sedikit berbeda, bank besar seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyebut pihaknya bakal memaksimalkan kantor cabang yang ada. Meski demikian, Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo memberi sinyal kalau tidak menutup kemungkinan pihaknya bakal membuka kantor cabang ke depan.
"Kami dorong melalui penyesuaian jumlah cabang konvensional dan non konvensional atau e-channel," singkatnya. Cara ini menurut Anggoro sudah sejalan dengan peta jalan BNI yang ingin menjadi bank digital.
Sama seperti BNI, PT BPD Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) juga memilih untuk melakukan ekspansi di bidang digital. Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha beranggapan, lewat pemanfaatan digital penetrasi bisnis perseroan bakal lebih cepat dan hemat.
"Bank tetap berusaha melakukan ekspansi dengan membuka jaringan baru digital," katanya. Ia menambahkan pihaknya juga tidak berencana menutup kantor cabang dalam waktu dekat.
Asal tahu saja, Bank Jatim menggelontorkan dana sebesar Rp 275 miliar untuk belanja modal tahun ini. Dari jumlah itu, sebanyak 40% atau mayoritas akan dialokasikan untuk pengembangan teknologi informasi (TI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News