Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan BI sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25%, membuat perusahaan multifinance waspada. Seperti PT Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance) merespon kenaikan tersebut, dengan menaikkan suku bunga kredit kepada nasabah.
“Kami menaikkan suku bunga pembiayaan dengan mempertimbangkan juga kondisi pasar dan kemampunan nasabah membayar,” kata Direktur Adira Finance I Dewa Made Susila kepada Kontan.co.id, Selasa (3/7). Menurutnya, kenaikan bunga acuan BI membuat biaya pendanaan atau cost of fund ikut naik, baik untuk pinjaman dari perbankan maupun dana dari pasar modal.
Terkait hal itu, Adira Finance masih mengamati, apa saja dampak kenaikan suku bunga itu terhadap penjualan kendaraan dan pendanaan dari bank. Yang pasti, rencana bisnis ke depan, akan lebih memperhatikan pertumbuhan penyaluran kredit dan beban dana.
Hingga saat ini sumber pendanaan Adira Finance masih sama dari tahun lalu, yakni 50% dari obligasi dan sukuk, 26% pinjaman dari dalam negeri, 24% pinjaman dari luar negeri. Dengan adanya kenaikan suku bunga acuan tersebut, Adira Finance belum berencana merombak porsi pendanaan di tahun depan.
“Sumber pendanaan masih sama dari tahun lalu, tetapi kami akan terus mengoptimalkan komposisi dan biaya pendanaan,” kata Made.
Hingga Mei 2019, multifinance ini menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 15,3 triliun. Jumlah itu naik 20,5% dibandingkan periode sama di tahun lalu yakni Rp 12,7 triliun. Komposisi pembiayaan tersebut didominasi kendaraan bermotor sebesar 53% dan mobil 45%. Sedangkan sisanya dari durable financing sebesar 2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News