Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk (Adira Finance) memproyeksikan penyaluran pembiayaan dapat meningkat sekitar 10%-15% pada momen Ramadan.
Direktur Portofolio Adira Finance Harry Latif mengatakan proyeksi itu didukung oleh daya beli masyarakat dan tingkat konsumsi masyarakat yang cukup baik.
"Menurut pandangan kami, baik sektor otomotif maupun non otomotif dapat berpeluang untuk memaksimalkan pertumbuhan bisnis Adira Finance," katanya kepada Kontan, Selasa (19/3).
Harry menerangkan Adira Finance telah mempersiapkan beberapa strategi inisiatif untuk memperkokoh dan menjaga kinerja keuangan perusahaan secara berkelanjutan.
Baca Juga: Mandiri Utama Finance (MUF) Targetkan Pembiayaan Syariah Tumbuh 20% pada 2024
Dia mengatakan perusahaan akan memperkuat dan meraih pangsa pasar di bisnis otomotif melalui diversifikasi produk dan menyediakan berbagai program penjualan yang menarik bagi nasabah, serta memperkuat hubungan baik dengan dealer-dealer Adira Finance.
Selain itu, Harry menyebut Adira Finance juga memperluas jaringan ke bisnis non otomotif dengan terus melakukan diversifikasi produk yang ditawarkan untuk mendukung pertumbuhan bisnis, seperti produk multiguna, durables, dan lainnya.
Ditambah fokus meningkatkan customer retention untuk dapat mempertahankan konsumen secara berkelanjutan.
"Terus mengembangkan digitalisasi di dalam perusahaan dan ekosistem guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis, seperti melakukan proses digital atau otomatisasi dan berinvestasi dalam platform digital, seperti Adiraku, momobil.id, momotor.id, dicicilaja.co.id, dan lain-lain," ujarnya.
Baca Juga: Hingga Februari, CNAF Catat Pembiayaan Syariah Sebesar Rp 641 Miliar
Hingga Februari 2024, Harry menerangkan Adira Finance mencatatkan pembiayaan baru sebesar Rp 7 triliun. Didominasi oleh segmen mobil sebesar 42%, motor sebesar 37% dan non otomotif sebesar 21%.
"Secara keseluruhan, perusahaan menargetkan total pembiayaan baru dapat tumbuh sekitar 10%-12% hingga akhir tahun ini dengan mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang masih cukup kuat sekitar 5% year on year," kata Harry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News