kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,21   13,90   1.53%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Adira Insurance meracik asuransi kesehatan syariah


Selasa, 01 Juli 2014 / 10:51 WIB
Adira Insurance meracik asuransi kesehatan syariah
ILUSTRASI. Menteri Keuangan menyatakan, revisi aturan DHE ditargetkan rampung Februari 2023.ANTARA FOTO/Arnas Padda/hp.


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Edy Can

JAKARTA. PT Asuransi Adira Dinamika alias Adira Insurance akan memperpanjang daftar produk asuransi berbasis syariahnya. Kali ini, Adira Insurance tengah meramu produk asuransi kesehatan.

Direktur Utama Adira Insurance Indra Baruna mengaku sedang meracik produk perlindungan kesehatan tersebut. Alhasil, produk ini belum siap untuk diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Kami berharap produk ini siap dipasarkan tahun ini juga,” ujarnya, kemarin.

Adira Insurance menambah keragaman produk asuransi berbasis syariah supaya dapat memenuhi kebutuhan produk perlindungan nasabah. Apalagi, Indra bilang asuransi kesehatan semakin naik pamor sejak hadirnya program jaminan kesehatan nasional oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Kendati demikian, Adira Insurance sendiri belum merampungkan kerja sama koordinasi manfaat atawa coordination of benefit dengan BPJS Kesehatan. “Kami masih menelaah kerja sama dengan BPJS ini. Apakah sistemnya memungkinkan, skemanya managed care atau tidak dan lain sebagainya,” terang Indra.

Hingga Mei 2014, unit usaha syariah Adira Insurance berhasil meraup premi bruto sebesar Rp 34,5 miliar. Sebanyak Rp 14,5 miliar di antaranya merupakan ujrah dan Rp 20 miliar sisanya dana tabarru.

Untuk usaha syariah, Adira Insurance menawarkan tujuh produk yakni Autocilin Ikhlas untuk asuransi kendaraan roda empat, Motopro Syariah untuk sepeda motor, Home Insurance Syariah, Salaam Card, iCard untuk asuransi infak dan zakat, Aqila, serta Demam Berdarah Syariah.

Adira Insurance berharap produk baru di unit usaha syariah bisa mendongkrak premi bruto yang dipatok sebesar Rp 170 miliar hingga akhir tahun nanti. Adapun, premi bruto tahun lalu Rp 140 miliar. “Asuransi kendaraan bermotor masih mendominasi perolehan premi sebanyak 80%, sisanya terbagi-bagi dari produk asuransi ritel lainnya,” imbuh Indra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×