kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Agar kompetitif, bank syariah harus efisien


Senin, 23 April 2012 / 11:51 WIB
Agar kompetitif, bank syariah harus efisien
ILUSTRASI. Trending di YouTube, ini link streaming resmi nonton anime Tokyo Revengers episode 2


Reporter: Roy Franedya |

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) meminta perbankan syariah meningkatkan efisiensi agar mampu bersaing dengan bank syariah dari negara lain di ASEAN. Ini untuk mengantisipasi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai tahun 2015 mendatang.

Riset BI terhadap tiga bank syariah terbesar Indonesia yang dipublikasikan baru-baru ini menunjukkan, rata-rata rasio biaya operasional dibanding pendapatan operasional (BOPO) bank syariah di Indonesia mencapai 86,87%. Adapun BOPO bank syariah di Malaysia 44,46% dan bank negara kawasan Timur Tengah 37,06%. Bank syariah di negeri ini mampu bersaing dari sisi return aset (ROA), return on equity (ROE) dan net interest margin (NIM).

Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah mengatakan, perbankan syariah di Indonesia menjanjikan keuntungan paling baik ketimbang negara lain. Jumlah penduduk muslim banyak dan kontribusi ke perekonomian masih sangat kecil. Artinya, peluang bertumbuh masih lebar.

Nah, peningkatan kapasitas itu akan cepat tercapai jika bank syariah mampu menaikkan daya saing. "Di Indonesia bank syariah tumbuh karena permintaan masyarakat. Di Malaysia dan Timut Tengah perkembangannya dipaksakan negara," ujar Halim.

BI pun meminta bank syariah supaya mencantumkan target dan strategi efisiensi dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun ini. "Kami berharap, BOPO bank syariah lebih rendah lagi ketika MEA berjalan," katanya.

Faktor penting lain adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM), sehingga bank mudah ekspansi dan meningkatkan layanan. "Jangan sampai ketika MEA diterapkan banyak posisi penting di perbankan syariah diduduki orang asing," tambahnya.

Direktur Utama BNI Syariah, Rizqullah mengakui, industri belum efisien. Penyebabnya adalah masih minim produk-produk syariah. Efeknya, pendapatan bank masih kecil sementara biaya operasional terus meningkat karena harus ekspansi, penambahan SDM dan TI. "Bank syariah negara lain sudah lebih dulu berkembang," ujarnya.

Direktur Utama Bank Syariah Mega Indonesia, Benny Witjaksono mengatakan, ekspansi tidak diimbangi ketersediaan lulusan syariah. "Banyak universitas yang mengajarkan tentang syariah tinggal menunggu mereka lulus kuliah saja," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×