kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.600   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.089   173,32   2,19%
  • KOMPAS100 1.119   28,59   2,62%
  • LQ45 796   23,97   3,10%
  • ISSI 285   3,86   1,37%
  • IDX30 415   14,34   3,58%
  • IDXHIDIV20 470   17,22   3,80%
  • IDX80 124   2,97   2,46%
  • IDXV30 133   4,48   3,48%
  • IDXQ30 131   4,31   3,39%

DPK Perbankan Melambat, Dana Nasabah Mulai Mengalir ke Emas dan Aset Digital


Senin, 20 Oktober 2025 / 19:54 WIB
DPK Perbankan Melambat, Dana Nasabah Mulai Mengalir ke Emas dan Aset Digital
ILUSTRASI. Pramuniaga menata emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Rabu (8/1/2025). Di tengah melambatnya pertumbuhan simpanan masyarakat menengah atas di perbankan, muncul indikasi terjadinya peralihan Dana Pihak Ketiga (DPK) ke aset lindung nilai seperti emas batangan dan stablecoin. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/tom.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Di tengah melambatnya pertumbuhan simpanan masyarakat menengah atas di perbankan, muncul indikasi terjadinya peralihan Dana Pihak Ketiga (DPK) ke aset lindung nilai seperti emas batangan dan stablecoin.

Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menunjukkan pertumbuhan simpanan golongan menengah atas melambat signifikan pada paruh kedua 2025. Di Agustus 2025 simpanan dengan nominal Rp 200 juta hingga kurang dari Rp 500 juta hanya tumbuh 2,3% secara tahunan. Pertumbuhan ini terlihat lebih rendah dari Juli 2025 yang tumbuh 3,4%. Padahal, kelompok ini sebelumnya menjadi penopang utama kenaikan simpanan di bank umum.

Pengamat ekonomi Yanuar Rizky menyampaikan, tren perlambatan pertumbuhan simpanan di kalangan nasabah menengah atas kian nyata. Salah satu indikasinya adalah meningkatnya minat terhadap aset lindung nilai seperti emas batangan dan aset digital berbasis stablecoin.Menurutnya, pergeseran ini menjadi sinyal bahwa sebagian dana simpanan mulai beralih dari perbankan ke aset yang dinilai lebih aman.

“Indikator utamanya adalah saat deflasi, emas tetap inflasi. Ini sinyal jelas bahwa terjadi peralihan aset keuangan ke emas,” ujar Yanuar kepada kontan.co.id, Senin (20/10/2025).

Baca Juga: OJK Kebut Penyusunan Roadmap Bullion, Siapkan Ekosistem Keuangan Berbasis Emas

Menurut dia, faktor utama yang mendorong masyarakat kelas atas mengalihkan dana dari tabungan dan deposito adalah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global serta tren kenaikan harga emas dunia.

“Harga emas terus naik, terutama karena pembelian masif oleh bank-bank sentral di berbagai negara. Ini menciptakan dorongan psikologis bagi investor individu untuk ikut menambah portofolio emasnya,” jelasnya.

Dampak dari tren ini mulai terasa pada sektor perbankan. Likuiditas rupiah disebut semakin ketat, sementara tekanan terhadap nilai tukar terus berlanjut.

“Likuiditas perbankan, terutama dalam rupiah, tertekan. Bukan hanya karena aliran dana ke emas, tapi juga akibat pelemahan rupiah yang terjadi meski indeks dolar AS melemah,” ujarnya.

Ia mengingatkan, jika tren peralihan ini berlanjut, perbankan berisiko kehilangan sebagian dana besar atau wholesale funding yang selama ini menjadi penopang likuiditas.

Yanuar mengatakan, untuk menahan potensi aliran dana keluar, sejumlah upaya ditempuh pemerintah, termasuk wacana pembentukan “bank emas” atau rekening emas yang setara kas. Namun, menurutnya, langkah tersebut tidak tanpa risiko.

“Rekening emas bisa membuat dana tetap berada di sistem perbankan, tapi berisiko tinggi bila nasabah ingin menukarnya secara masif menjadi emas batangan atau uang tunai. Ini bisa menimbulkan potensi crash,” tegasnya.

Selain itu, kata Yanuar jika bank membuka rekening emas atau valas, maka lembaga tersebut juga harus menyesuaikan alokasi asetnya ke bentuk yang sama.

“Hal ini berpotensi menekan bank sentral. Walaupun suku bunga acuan (BI Rate) turun, suku bunga riil tetap tinggi. Akibatnya, sektor riil akan makin sulit mendapatkan kredit investasi,” jelasnya.

Baca Juga: OJK Klaim Kredit dan DPK Perbankan Membaik Pasca Penempatan Dana SAL di Himbara

Bank syariah dan lembaga keuangan yang menjual logam mulia berpotensi diuntungkan dari tren ini, karena permintaan terhadap produk emas digital maupun fisik diperkirakan terus meningkat.

PT Pegadaian mencatatkan pertumbuhan signifikan pada bisnis emas hingga pertengahan Oktober 2025, seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap logam mulia sebagai instrumen investasi yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Per 15 Oktober 2025, omset produk Tabungan Emas Pegadaian tumbuh 239% secara tahunan (YoY), sementara total saldo titipan emas meningkat 60,23% YoY. Adapun outstanding produk Cicil Emas juga melonjak 198% YoY, menunjukkan peningkatan minat masyarakat terhadap kepemilikan emas secara angsuran.

“Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya literasi masyarakat terhadap emas sebagai instrumen investasi yang aman, serta semakin mudahnya bertransaksi melalui aplikasi Tring by Pegadaian,” ujar Kepala Divisi Bisnis Bullion Pegadaian Kadek Eva Suputra.

Di sisi lain, pihaknya mengakui mulai terlihat adanya pergeseran portofolio keuangan masyarakat dari tabungan atau deposito bank ke produk investasi emas, baik Tabungan Emas maupun Cicil Emas.

“Ini merupakan bentuk diversifikasi aset di tengah dinamika ekonomi global dan tren kenaikan harga emas. Namun, kami melihat langkah ini bukan hanya perpindahan dana, tetapi strategi menyeimbangkan portofolio antara likuiditas dan keamanan nilai aset,” ungkapnya.

Prospek ke depan

Menurutnya, tren pembelian emas kini semakin inklusif dan tidak lagi didominasi kalangan menengah atas. Produk tabungan emas menjadi favorit masyarakat umum karena bisa dimulai dari nominal Rp10 ribuan.

“Emas kini bukan lagi instrumen eksklusif, tetapi sudah menjadi bagian dari perencanaan keuangan masyarakat luas. Pembelian dalam jumlah besar tetap terjadi, namun porsinya lebih kecil dibandingkan pembelian di bawah Rp100 juta,” jelasnya.

Menatap akhir tahun, ia optimistis bisnis emas akan terus tumbuh positif. Perseroan menargetkan total titipan Tabungan Emas mencapai 15 ton dan outstanding Cicil Emas menembus Rp 10 triliun pada 2025.

Untuk mencapai target tersebut, Pegadaian akan fokus memperkuat ekosistem digital, memperluas kemitraan dengan berbagai mitra ekosistem, serta meningkatkan literasi investasi emas kepada masyarakat.

“Kami akan terus menghadirkan inovasi produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan nasabah agar investasi emas semakin mudah, aman, dan terjangkau,” tandasnya..

Produk Pembiayaan Emas iB milik PT Bank BCA Syariah juga mencatat pertumbuhan pesat sepanjang tahun ini. Per September 2025, pembiayaan emas tumbuh 161,7% secara tahunan (YoY) dengan outstanding mencapai Rp 349,7 miliar. Jumlah rekening (number of account/NoA) juga meningkat menjadi 12.014 nasabah.

Baca Juga: BCA Syariah Salurkan Pembiayaan Rp 150 Miliar ke BPRS Dinar Ashri

Direktur BCA Syariah Pranata menyebut lonjakan ini sejalan dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap investasi emas sebagai instrumen lindung nilai dan tabungan jangka panjang. Pertumbuhan tersebut juga disebut didukung oleh peningkatan layanan digital.

“Kami melihat pembiayaan emas semakin diminati masyarakat karena emas kini dipandang sebagai instrumen investasi yang cukup menjanjikan,” ujar Pranata.

BCA Syariah kini menyediakan pembiayaan emas secara online melalui aplikasi BSya by BCA Syariah, yang memudahkan nasabah melakukan transaksi tanpa perlu datang ke cabang.

“Kami terus meningkatkan akses layanan digital agar nasabah bisa bertransaksi lebih mudah dan cepat,” jelas manajemen.

Untuk memperluas basis nasabah, BCA Syariah aktif melakukan edukasi mengenai produk pembiayaan emas melalui berbagai kegiatan, seperti expo, event komunitas, serta kampanye di media massa.

Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi pembiayaan emas sebagai salah satu pilar pertumbuhan pembiayaan konsumer BCA Syariah.

“Targetnya, pembiayaan emas dapat mendorong komposisi pembiayaan konsumer hingga 20% dari total pembiayaan BCA Syariah pada akhir 2025,” ungkap Pranata.

Selanjutnya: Puncakbaru Jayatama Tampilkan Inovasi Eksplorasi Interaktif di Minerba Convex 2025

Menarik Dibaca: Simak Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Besok Selasa 21 Oktober 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×