Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ajaib Group gandeng Kepolisian dalam rangka meningkatkan keamanan data dan cyber security di Indonesia. Perusahaan fintech ini akan berkolaborasi dengan Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi Polri untuk memajukan teknologi dan juga tingkat keamanannya di Indonesia.
Dalam rangka kolaborasi itu, Anderson Sumarli, Direktur Utama Ajaib Group dan Andi Gani Nena Wea sebagai Komisaris Utama perseroan mengadakan pertemuan dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Pertemuan itu juga dihadiri Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) , Kepala Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (Kadiv TIK) Polri dan beberapa pejabat Polri lainnya.
Fintech yang baru saja menyandang status unicorn ini dinilai selalu mengedepankan penggunaan teknologi untuk menjaga sistem keamanan bertransaksi di dalam aplikasi Ajaib.
Baca Juga: Raih US$ 153 juta, Ajaib jadi Unicorn Fintech investasi pertama di Asia Tenggara
"Dengan teknologi yang dimiliki, Ajaib diharapkan bisa membagikan keahlian dan pengalamannya agar dapat digunakan untuk meningkatkan cyber security. Mulai dari cyber hygiene yaitu membangun kebiasaan untuk menjaga keamanan data pribadi masing-masing dan melindungi diri dari tindakan kejahatan siber, sampai pengaplikasian teknologi keamanannya," kata Anderson dalam keterangan resminya, Senin (15/11).
Selama beberapa tahun terakhir, tingkat pemanfaatan teknologi informasi komunikasi semakin tinggi. Dengan meningkatnya konsumsi digital di berbagai sektor, terutama sektor keuangan, mengharuskan pemerintah, pihak keamanan serta para pelaku usaha untuk menyadari pentingnya keamanan data dan cyber security.
Semua pihak didorong untuk menciptakan penyelenggaraan sistem elektronik yang aman, andal dan terpercaya. Selain itu untuk memajukan dan menumbuhkan ekonomi digital, para pelaku usaha dituntut untuk meningkatkan daya saing dan inovasi siber serta membangun kesadaran dan kepekaan terhadap ketahanan dan keamanan nasional dalam ruang siber.
"Untuk itu, kolaborasi antara Polri dan Ajaib diharapkan dapat menjadi langkah penting dalam kemajuan teknologi keamanan siber di Indonesia ke depannya." Pungkasnya.
Baca Juga: Pendanaan ke Startup Rp 54,34 Triliun, Melesat 91%
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan akan mengeluarkan kebijakan khusus mengenai panduan melawan serangan siber (cyber attack). Hal ini untuk mengantisipasi potensi risiko serangan siber di tengah tren digitalisasi jasa keuangan.
"Kita melihat dan sudah mulai kejadian ransomware, mereka kunci perbankan. Kami ingin berikan perlindungan dua sisi kepada bank dari serangan hacker dan perlindungan kepada nasabah," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Heru Kristiyana baru-baru ini.
Dia juga mengatakan risiko lain dari tren digitalisasi jasa keuangan saat ini ialah serangan kebocoran data yang penting untuk diamankan oleh industri keuangan mengenai data nasabah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News