kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akan dimerger, Pefindo tegaskan peringkat idAA+ kepada Bank BNI Syariah


Rabu, 11 November 2020 / 12:59 WIB
Akan dimerger, Pefindo tegaskan peringkat idAA+ kepada Bank BNI Syariah
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di Bank BNI Syariah, BSD, Tangerang Selatan, Kamis (10/9). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/10/09/2020.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idAA+ untuk PT Bank BNI Syariah (BNI Syariah) dengan prospek direvisi dari stabil menjadi positif. 

Pefindo menyebut, rating tersebut mencerminkan transaksi penggabungan usaha antara PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIsyariah), PT Bank BNI Syariah dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) akan meningkatkan profil kredit bank sebagai hasil penggabungan usaha menjadi bank syariah terbesar di Indonesia. 

"Penggabungan usaha ini akan menghasilkan satu bank syariah dengan total aset melebihi Rp 214,7 triliun atau setara dengan 40,4% industri perbankan syariah dan 2,4% industri perbankan per Juni 2020, yang akan menjadikannya bank terbesar ke-7 di industri perbankan," kata Pefindo, Selasa (10/11). 

Baca Juga: Cegah fraud di perbankan, pengamat: Ada dua faktor yang perlu diperhatikan

Dalam jangka panjang, merger akan meningkatkan profil bisnis bank gabungan dengan memanfaatkan jaringan grup induk, diversifikasi pembiayaan dan struktur pendanaan yang lebih baik, serta indikator keuangan yang lebih kuat. 

BRIsyariah akan menjadi surviving entity dari penggabungan usaha dan kepemilikan sahamnya akan dimiliki secara proporsional oleh pemegang saham bank-bank peserta penggabungan usaha, termasuk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan publik. 

Pada saat merger, Pefindo akan mencabut prospek positif BNI Syariah dan pada saat yang sama melakukan penarikan peringkat tersebut karena status hukum BNI Syariah menjadi tidak ada, menyusul realisasi merger tersebut.

Obligor dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan, dan memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya di bandingkan obligor lain. Tanda Tambah (+) menunjukkan peringkat yang diberikan relatif kuat di atas rata-rata kategori yang bersangkutan.

Baca Juga: Laba Bank BRI turun 43% jadi Rp 14,1 triliun di kuartal III

Peringkat tersebut mencerminkan kemungkinan dukungan yang sangat kuat dari Bank BNI, permodalan, posisi pasar, bauran pendanaan yang kuat. Akan tetapi, peringkat tersebut dibatasi oleh kualitas aset dan indikator profitabilitas yang berada di bawah rata-rata.

Peringkat dapat dinaikkan jika Pefindo melihat terdapat peningkatan material atas tingkat dukungan dari Bank BNI, yang juga harus dibuktikan dengan kenaikan kontribusi bisnis atau pendapatan yang signifikan kepada Bank BNI, dikombinasikan dengan profil kualitas aset dan indikator profitabilitas yang meningkat secara konsisten. 

Peringkat dapat diturunkan jika melihat penurunan material dalam dukungan dari Induk, yang dapat dibuktikan dari penurunan material atas kepemilikan Bank BNI, didukung oleh penurunan kepemilikan yang signifikan, atau terdapat penurunan kepentingan BNI Syariah secara substansial karena memburuknya posisi pasar atau indikator profitabilitas Bank.

Pefindo, menilai pandemi Covid-19 memiliki dampak moderat terhadap profil risiko industri perbankan syariah. Penurunan bisnis yang substansial di hampir semua sektor telah menyebabkan permintaan akan pembiayaan dan layanan keuangan lainnya menjadi rendah, berdampak pada profil profitabilitas perbankan. 

"Pelemahan ekonomi juga menyebabkan penurunan kemampuan membayar dari debitur, memberikan tekanan pada kualitas aset dan indikator likuiditas. Permodalan industri yang baik dan posisi likuiditas yang memadai telah memitigasi risiko-risiko ini," jelasnya. 

Baca Juga: Nasabah Maybank yang kehilangan dana Rp 20 M minta bantuan BI hingga OJK

Selain itu, dampak Covid-19 pada profil kredit BNI Syariah secara keseluruhan akan tetap terkendali, didukung oleh bauran pendanaan, profil permodalan yang sangat kuat, dan kemungkinan dukungan yang sangat kuat BNI sebagai induk. 

Namun, pihaknya menyadari eksposur bank yang substansial pada sektor yang terdampak wabah Covid-19 seperti hotel dan restoran, industri, jasa bisnis, konstruksi, transportasi, real estate, dan perdagangan, yang memiliki kontribusi sebesar 32,5% dari total portofolio pembiayaan pada akhir Juni 2020. 

BNI Syariah dibentuk menjadi bank syariah pada Juni 2010 dari sebelumnya unit usaha syariah Bank BNI. Bank BNI memiliki 99,9% saham BNI Syariah dan sisanya dimiliki oleh PT BNI Life. Per 30 Juni 2020, BNI Syariah menjalankan bisnisnya melalui 291 outlet dan 4.981 orang karyawan tetap.

Selanjutnya: Pefindo tegaskan peringkat idA untuk obligasi Mandala Finance

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×