Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Nilai tukar rupiah pada Jumat (6/12) siang menguat menjadi 11.969 per dollar Amerika Serikat menyusul intervensi dari Bank Indonesia (BI). Sementara nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta juga bergerak naik sebesar 57 poin menjadi 11.905 dibanding posisi sebelumnya Kamis (5/12) 11.962 per dollar AS.
Penguatan rupiah ini masih terbilang tipis, lantaran kebutuhan valuta asing (valas) khususnya dollar AS sampai dengan akhir tahun masih tinggi. Hal ini dikarenakan adanya pembayaran utang jatuh tempo.
Berdasarkan data statistik BI, untuk rencana pembayaran utang luar negeri periode Oktober-Desember 2013 mencapai US$ 21,03 miliar. Gubenur BI Agus Martowardojo bilang, BI terus melakukan upaya untuk menambah likuiditas di pasar uang domestik.
Menurutnya, langkah yang dilakukan bank sentral diantaranya adalah dengan menawarkan swap, menawarkan TD valas serta aktif untuk menyelesaikan mini master repo agreemen.
"Ini adalah upaya-upaya yang kami lakukan. Secara umum kami tetap akan ada di pasar untuk jaga likuiditas," ujar Agus di Gedung BI, Jakarta, Jumat (6/12).
Agus menambahkan, tekanan depresiasi yang menimpa rupiah diantaranya dikarenakan persiapan untuk memasuki tahun 2014. Agus juga menyarankan pelaku pasar tidak perlu panik dengan nilai tukar rupiah yang masih fluktuatif ini.
"Harus menghadapinya dengan tetap waspada dan tidak perlu menjadi panik," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News