Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun, sejumlah bank penyalur kredit pensiunan mengatakan realisasi kredit ke segmen ini cenderung mengalami perlambatan.
Salah satunya terjadi oleh PT Bank Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap) yang menyebut hingga di bulan terakhir 2017, permintaan kredit pensiunan kian pelan. Direktur Utama Bank Mantap Josephus K. Triprakoso mengatakan siklus ini memang terjadi mendekati bulan November dan Desember 2017.
Menurutnya, banyaknya hari libur serta sedikitnya jumlah hari kerja menjadi salah satu hal penghambat penyaluran kredit pensiunan. "Desember antara lain jumlah hari kerjanya lebih pendek," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (20/12).
Kendati demikian, pihaknya tetap akan berusaha mendorong pertumbuhan kredit sampai dengan akhir tahun. Adapun, di tahun 2018 mendatang, bank yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh PT Bank Mandiri (persero) Tbk ini menilai prospek kredit pensiunan masih bakal menarik di tahun depan.
Tidak tanggung-tanggung, Josephus menyebut di tahun 2018 perseroan memasang target pertumbuhan sebesar 30% hingga 40% khusus untuk kredit pensiunan.
Sementara untuk porsinya, penyaluran kredit Bank Mantap akan terus dikonsentrasikan ke segmen pensiunan. "Saat ini kredit pensiunan kita sudah di ksiaran Rp 8 triliun, kami mau jaga di 80% tahun depan," tambahnya.
Besaran porsi tersebut cenderung menurun dibandingkan dengan tahun ini yang berada di kisaran 85%. Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan Bank Mantap, hingga akhir Oktober 2017 Bank Mantap telah menyalurkan kredit pensiunan sebesar Rp 7,51 triliun atau tumbuh 297,5% year on year. Total kredit yang disalurkan sebesar Rp 9,62 triliun.
Pemain kredit pensiunan lain yakni PT Bank Bukopin Tbk juga mengatakan hal yang serupa. Hanya saja, Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi menyebut kecenderungan melambatnya kredit pensiunan dikarenakan belum bervariasinya produk kredit.
"Sebetulnya penurunan yang terjadi karena kuenya itu-itu saja, tapi peminatnya bertambah. Jadi ya makin kecil," ungkap Glen. Atas hal itu, ke depan pihaknya bakal menggodok terobosan melalui pembaharuan produl antara kredit pensiunan dan non pensiun.
Sementara itu, saat ini tercatat realisasi kredit pensiunan Bukopin masih mengalami kenaikan dua digit. Sampai dengan akhir November 2017, penyaluran kredit pensiun Bukopin naik 15% dengan total kredit mencapai Rp 10 triliun.
Adapun, jumlah porsi kredit pensiunan Bukopin tercatat sebesar 15% dari total kredit perseroan yang mencapai Rp 69 triliun. Sebelumnya, Glen mengungkap pihaknya berencana untuk memperbesar porsi tersebut di tahun depan di kisaran 20% di tahun mendatang.
Untuk prospek tahun depan, bank yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT Bosowa Corporindo ini menyebut masih akan mematok target yang sama yakni di level 15%.
Sekadar informasi tambahan saja, sampai dengan bulan Oktober 2017 Bank Bukopin mencatat realisasi kredit sebesar Rp 69,74 triliun. Jumlah tersebut hanya tumbuh tipis 2,53% secara tahunan atau year on year (yoy) dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 68,01 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News