Reporter: Cornelia Agata | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelonggaran kegiatan dan aktivitas masyarakat di masa pandemi 2022 di berbagai sektor kehidupan dapat memberi keuntungan bagi segala pihak, tak terkecuali dengan dunia fintech P2P lending. Roda perekonomian yang membaik berpengaruh pada statistik NPF di Kuartal I tahun 2022 yang menurun.
PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) misalnya pada kuartal I 2022 mencatatkan penurunan rasio kredit bermasalah (NPF) sebesar 0,5% dibanding pada kuartal I tahun 2020.
Ivan Tambunan, CEO & Co-Founder Akseleran menegaskan bahwa kuartal I tahun 2022 NPF Akseleran berada di angka 0,54% di mana itu berarti NPF turun sebanyak 0,5% dari periode kuartal I 2020. Sedangkan bila diakumulasikan, total NPF Akseleran hingga saat ini berada di angka 0,06% dari total penyaluran pinjaman usaha.
Ivan Tambunan menambahkan bahwa penurunan NPF Akseleran tidak dipengaruhi oleh turunnya suku bunga fintech lending, menurutnya penurunan suku bunga fintech dapat lebih dirasakan oleh fintech lending yang berfokus kepada pinjaman konsumtif yang disalurkan kepada perorangan dengan penerapan jangka pendek bukan untuk fintech lending kepada penyaluran dana pinjaman usaha produktif UMKM.
Baca Juga: Dorong Pemulihan Ekonomi, Danai.id Gandeng BPR Bank Jombang Kredit UMKM
Tidak jauh berbeda dengan NPF Akseleran, fintech P2P lending Modalku juga mencatatkan kestabilan NPF-nya. "Tingkat NPF Modalku saat ini stabil di bawah 1% dari jumlah penyaluran pinjaman di Indonesia," ungkap Reynold Wijaya, Co-Founder & CEO Modalku.
Kestabilan NPF Modalku dipengaruhi oleh penetapan bunga yang sudah disesuaikan berdasarkan regulasi sehingga dapat menekan NPF naik.
Reynold menambahkan bahwa Modalku akan terus menjaga kestabilan NPF di bawah angka 1% hingga tutup buku tahun 2022. Mewujudkan hal itu, Modalku memilih untuk menggunakan prinsip responsible lending dalam melakukan penilaian terhadap UMKM peminjam dan melihat kemampuan finansialnya untuk melunasi hutang.
"Tidak hanya itu, Modalku juga menerapkan proses seleksi yang comprehensive terhadap calon peminjam maupun UMKM yang sudah menjadi peminjam di Modalku," tegas Reynold.
Baca Juga: Amartha Berharap Bisa Tingkatkan Jumlah Borrower hingga 3 Juta Peminjam
Target NPF di bawah 1% oleh Akseleran akan diwujudkan dengan tetap menerapkan suku bunga yang wajar dan kompetitif di angka 1,5% per bulan. Pihaknya juga tetap akan menerapkan penilaian kredit yang prudent dengan fokus kepada cashflow calon peminjam.
"Saat ini Akseleran juga sudah terproteksi oleh asuransi kredit yang melindungi 99% pokok pinjaman tertunggak sehingga risiko terjadinya gagal bayar oleh peminjam dapat diminimalisir dengan baik," tambah Ivan Tambunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News