kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,01   -19,50   -2.08%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akuisisi anak usaha Jiwasraya, BTN masih tunggu keputusan Kementerian BUMN


Rabu, 19 Juni 2019 / 14:13 WIB
Akuisisi anak usaha Jiwasraya, BTN masih tunggu keputusan Kementerian BUMN


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) masih menunggu keputusan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkait rencana akuisisi anak usaha dari Asuransi Jiwasraya.

Oleh karena itu, bank pelat merah ini belum bisa menargetkan kapan rencana akuisisi itu bisa direalisasikan. "Kami mengikuti arahan dari BUMN saja karena yang mengatur prosesnya adalah Kementerian," ungkap Maryono, Direktur Utama BTN di Jakarta, Rabu (19/6).

Maryono mengatakan, rencana akuisisi yang akan dilakukan merupakan bagian dari sinergi BUMN untuk penyehatan Jiwasraya. Artinya, perusahaan BUMN yang akan akan ikut melakukan penyertaan modal di perusahaan asuransi itu bukan hanya BTN.

Lantaran prosesnya masih digodok Kementerian BUMN, Maryono mengaku belum mengetahui arah penyehatan Jiwasraya itu.

Seperti diketahui, Kementerian BUMN sedang menyiapkan strategi untuk menyehatkan PT Asuransi Jiwasraya yang tengah menghadapi tekanan likuiditas akibat kasus polis macet.

Strategi pertama, perusahaan ini akan menerbitkan medium term notes (MTN) sebesar Rp 500 miliar untuk melunasi polis JS Saving Plan yang jatuh tempo.

Kedua, menyiapkan pembentukan anak usaha Jiwasraya yakni Jiwasraya Putra yang diperkirakan akan diluncurkan pada Juni 2019.

Jiwasraya sebelumnya menyebutkan telah mengantongi pembeli siaga untuk penerbitan MTN itu. Saat ditanya, apakah BTN jadi salah satu standby buyer dalam untuk MTN itu, Maryono membantah.

"MTN itu bagian dari bisnis bukan bagian dari sinergi BUMN. Nanti kita lihat kalau sudah berdiri asuransi baru, kita akan menciptakan strategi dan program kerja. Saya kira konsentrasi kita saat ini adalah bagaimana mendirikan asuransi itu dulu," kata Maryono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×