kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Alhamdulilah, pembiayaan BCA Syariah melesat 51,6%


Minggu, 01 November 2015 / 14:39 WIB
Alhamdulilah, pembiayaan BCA Syariah melesat 51,6%


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Tahun kambing kayu sepertinya tahun penuh berkah bagi PT Bank Central Asia Syariah alias BCA Syariah. Bagaimana tidak?, di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional yang berdampak pada kinerja bank umum, anak usaha PT Bank Central Asia Tbk tersebut masih mampu menjaga target pertumbuhan bisnisnya.

Sejak awal tahun ini, BCA Syariah mematok pertumbuhan aset, pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) masing-masing 46%, 50% dan 37%. Dengan target perolehan laba sebesar 35% ketimbang tahun sebelumnya. Hasilnya, hingga kuartal ketiga tahun ini, manajemen boleh unjuk gigi. Soalnya, tidak ada yang meleset dari target yang telah dipatok perseroan.

Yana Rosiana, Direktur Utama BCA Syariah mengatakan, pembiayaan yang disalurkan perseroan mencapai Rp 2,6 triliun per September 2015. Angka ini tercatat tumbuh 51,6% kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Salah satu strateginya, kami aktif bergerak menyalurkan pembiayaan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian. Jadi, tetap selektif. Selain itu, permintaan di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan komersial memang meningkat," tutur dia kepada KONTAN, pekan lalu.

Terutama, pembiayaan yang dipergunakan untuk modal kerja yang menyangkut perdagangan, jasa dan industri yang berorientasi pada ekspor. "Termasuk juga pembiayaan seperti penyedia onderdil salah satu merek kendaraan bermotor," ujarnya.

Adapun, dari sisi aset dan DPK, BCA Syariah membukukan pertumbuhan masing-masing 46% dan 38%. Sedangkan, raihan labanya mencapai Rp 20 miliar. Perseroan sendiri menargetkan labanya tembus Rp 25 miliar sampai akhir tahun nanti.

Padahal, raihan laba tahun lalu hanya tumbuh 5% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba yang pelan itu dikarenakan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif.

"Tetapi, kami memperkirakan, laba sampai akhir tahun nanti malah bisa menyentuh Rp 30 miliar atau sekitar 90% dibandingkan tahun lalu. Kami optimistis, mengingat efisiensi yang dilakukan, termasuk juga margin yang kami genjot," imbuh Yana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×