Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Asuransi Allianz Utama Indonesia menggenjot pendapatan premi asuransi perjalanan. Allianz mengincar target pertumbuhan premi asuransi perjalanan bisa dua kali lipat setiap tahunnya.
Beragam cara dipasang oleh Allianz supaya produk asuransi perjalanannya laris di pasar. Salah satunya adalah dengan memperkaya jalur-jalur distribusi, seperti menambah jumlah maskapai penerbangan yang diajak bekerja sama.
Mariani Solihah, Head of Personal Accident, Travel and Health Allianz Utama mengatakan, pihaknya baru menjalin kerjasama dengan satu maskapai yakni Garuda Indonesia. "Kami berharap sebelum akhir tahun bisa tambah dua atau tiga maskapai lagi," kata Mariani, kemarin.
Cara lainnya adalah dengan memperbanyak penjualan melalui agen perjalanan. Allianz baru menggandeng 2.000 agen perjalanan di Indonesia. Jumlah ini masih jauh lebih sedikit ketimbang jumlah agen perjalanan di Indonesia. Di Jakarta saja, ada sekitar 3.000 perusahaan agen perjalanan yang beroperasi.
Penjualan lewat agen berkontribusi hingga 50% terhadap penjualan asuransi perjalanan Allianz. Sedangkan, 40% lainnya didapatkan melalui maskapai penerbangan. "Sisanya melalui direct selling," lanjut Mariani.
Bila dilihat kontribusinya, jalur travel ini menyumbang 50% dari penjualan asuransi perjalanan Allianz. Sementara, 40% didapat dari penjualan asuransi melalui maskapai penerbangan. "Sisanya melalui direct selling," ujar dia.
Namun, Mariani tak menyebutkan berapa jumlah perolehan premi asuransi perjalanan yang diperoleh oleh Allianz sampai saat ini.
Sepanjang tahun lalu, Allianz mampu mengumpulkan premi bruto asuransi umum sebesar Rp 644,9 miliar. Kontribusi premi asuransi perjalanan sekitar 3% atau Rp 19,94 miliar. Artinya, di tahun ini, Allianz mengharapkan premi asuransi perjalanan hampir Rp 40 miliar.
Allianz sendiri mulai berbisnis asuransi perjalanan sejak 2008 lalu, namun saat itu mereka hanya fokus menggarap pasar korporasi. Baru pada tahun 2011, Allianz berubah haluan dan mengejar nasabah ritel.
Walau peluangnya besar, asuransi perjalanan masih kurang dilirik oleh wisatawan. Kebanyakan, para pelancong membeli asuransi perjalanan hanya untuk perlengkapan persyaratan pengurusan visa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News