kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis Menilai Penerbitan Green Bond BNI dan BRI Menarik Saat Tren Suku Bunga Naik


Rabu, 22 Juni 2022 / 20:49 WIB
Analis Menilai Penerbitan Green Bond BNI dan BRI Menarik Saat Tren Suku Bunga Naik
ILUSTRASI. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menerbitkan obligasi korporasi berwawasan lingkungan atau green bond.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna memacu pembiayaan hijau, perbankan memperkuat likuiditas dengan merilis obligasi berbasis lingkungan. Bank BNI dan Bank BRI kompak merilis green bond masing-masing Rp 5 triliun. 

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana menyatakan obligasi ini menarik akan memberikan kupon lebih tinggi saat tren kenaikan bunga acuan. Ia menilai ini juga menjadi alasan emiten mempercepat perilisan surat utangnya. 

Ia menyatakan, secara global green bond sudah memiliki basis investor yang besar. Bahkan, investor mau menerima kupon yang lebih rendah dari obligasi berwawasan lingkungan dibandingkan surat utang biaya dengan rating yang sama. Karena merasa memiliki tanggung jawab sosial untuk mendukung sustainability. 

“Di Indonesia, arahnya juga ke sana, tapi belum sebesar di luar negeri. Di Indonesia, masih banyak dirilis oleh perbankan karena mendapatkan insentif giro wajib minimum yang lebih rendah untuk pembiayaan hijau,” ujar Fikri kepada KONTAN, Rabu (22/6). 

Baca Juga: Pembiayaan ESG BRI Tembus Rp 639,9 Triliun hingga Kuartal I

Bagi investor yang tertarik mengoleksi green bond, Fikri menyarankan agar memperhatikan rating untuk memitigasi risiko gagal bayar. Juga memastikan tujuan penerbitan utang benar-benar untuk kepentingan pembiayaan hijau. 

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan sektor yang akan menjadi sasaran obligasi berwawasan lingkungan ini meliputi Energi Terbarukan, Efisiensi Energi, Pencegahan dan pengendalian polusi, Pengelolaan SDA dan penggunaan lahan yang berkelanjutan. Lalu Konservasi keanekaragaman hayati darat dan air, Transportasi ramah lingkungan, Pengelolaan air dan limbah berkelanjutan.

Juga adaptasi perubahan iklim, produk yang dapat mengurangi penggunaan sumber daya dan menghasilkan lebih sedikit polusi, bangunan berwawasan lingkungan serta kegiatan usaha dan/atau kegiatan lain yang berwawasan lingkungan lainnya.

“Hingga Maret 2022, BRI telah memberikan pembiayaan kepada kegiatan ESG mencapai Rp 639,9 triliun atau setara dengan 65,6% dari total pinjaman. Jumlah itu meningkat 13,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 yang sebesar Rp 564,0 Triliun atau  62,9%  dari total pinjaman,” paparnya. 

Ia menyatakan BRI optimistis green bond yang diterbitkan akan diminati oleh investor. BRI memiliki sejumlah faktor yang diperlukan dalam menentukan keputusan investasi untuk investor.

“Dukungan yang kuat dengan kepemilikan utama oleh Pemerintah Republik Indonesia. Memperoleh peringkat idAAA untuk Obligasi Berwawasan Lingkungan yang menunjukkan kemampuan Perseroan yang kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang,” tambahnya. 

Lalu memiliki posisi yang kuat terutama pada sektor mikro dan UMKM mengingat Perseroan sebagai perusahaan Holding Ultra Micro. Juga kesempatan berinvestasi pada instrumen yang  memberikan manfaat pada lingkungan dan iklim &  berpartisipasi dalam Roadmap Keuangan Berkelanjutan di  Indonesia.

Kemudian, merupakan bank dengan aset terbesar dalam industri perbankan Indonesia. Serta memiliki Manajemen yang  berpengalaman luas dan handal serta karyawan yang  loyal dan kompeten dalam memberikan pelayanan terbaik bagi nasabahnya. Jaringan usaha dan operasional yang telah exist sejak lama dan dikenal oleh masyarakat luas hingga ke pelosok desa.

Baca Juga: Emisi Obligasi Korporasi Bakal Makin Semarak, Kian Menarik untuk Investasi

Minat investor menerap surat utang berkelanjutan (Sustainability Bond) yang diterbitkan oleh BRI pada tahun 2019 cukup tinggi. Besarnya minat investor terhadap Sustainability Bond BRI terlihat dari jumlah permintaan obligasi yang jauh lebih besar dibandingkan jumlah yang ditawarkan. 

Minat beli investor terhadap obligasi ini mencapai lebih dari US$ 4,1 miliar dolar AS, dibandingkan dengan nilai total obligasi yang ditawarkan sebesar US$ 500 juta dollar dengan tingkat oversubscription mencapai lebih dari 8 kali.

BNI mencatatkan saat bookbuilding yang mencapai oversubscribe sebesar 4 kali. Selain karena kredibilitas, langkah BNI terhadap segmen ekonomi berkelanjutan tergolong strategis sehingga mendorong minat investor menyerap Green Bond ini.

Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan menyampaikan perseroan telah melaksanakan book building dan telah menerima minat investor sebesar Rp21 triliun Atau 4 kali dari target penerbitan sebesar Rp 5 triliun.

“Proses penawaran memang masih berlangsung. Namun kami sangat optimistis dengan kredibilitas kami sebagai pioneer green banking dan disertai dengan berbagai langkah strategis kami mendorong pengembangan ekonomi hijau di Indonesia,” katanya.

Senior Investment Analyst Infovesta Utama Edbert Suryajaya menyatakan penerbitan green bond ini tidak akan berdampak signifikan terhadap kinerja saham BBRI dan BBNI. Lantaran, untuk kedua emiten ini, investor akan fokus ke isu makro seperti kenaikan suku bunga, aliran dana asing dan kondisi ekonomi Indonesia sendiri di tengah kondisi global yang diprediksikan volatile.

Baca Juga: Pembiayaan Hijau Perbankan Semakin Berlimpah

“Hal ini karena saat ini kondisi pasar masih cukup volatile dan saya lihat investor cenderung untuk bersikap hati-hati. Nah dalam konteks tersebut, investor juga akan lebih mementingkan kinerja dari perusahaan (profitabilitas dan pertumbuhan) dibandingkan dengan isu lainnya,” paparnya. 

Ia melihat pergerakan BBRI dan BBNI masih akan flat. Namun ia menyebut potensi kenaikan masih ada, tapi akan berat. Kendatipun kinerja fundamental sebenarnya menurut saya seharusnya masih baik hanya saja kurang isu positif untuk menggerakkan minat beli investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×