Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Edy Can
JAKARTA. Industri asuransi jiwa nasional tetap mengandalkan produk proteksi berbalut investasi alias unitlink untuk memperbesar pangsa pasarnya di tahun ini. Maklum, produk unitlink masih laku di pasaran. Dengan unitlink, industri asuransi menghitung pendapatan premi tahun ini bisa tumbuh 25%-30% ketimbang pencapaian pencapaian premi di 2010.
Penetapan target tersebut sesuai dengan catatan kinerja industri asuransi jiwa di tahun 2010 ciamik. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, pencapaian terbesar pendapatan premi industri asuransi jiwa didorong oleh meningkatnya penjualan unitlink. "Unitlink makin digemari masyarakat," ujar Ketua AAJI Evelina F. Pietruschka, saat paparan kinerja, Jumat (15/4).
Premi unitlink menyumbang 58,87% dari total dana setoran peserta asuransi atau mencapai Rp 44,73 triliun. Sedang premi produk tradisional hanya Rp 31,24 triliun.
Meningkatnya premi unitlink tidak terlepas dari imbal hasilnya yang mentereng. Sepanjang tahun lalu, sebagian besar unitlink mampu memberi imbal hasil sekitar 30%-40%. Bahkan, beberapa produk memberikan hasil investasi di atas 40%.
Mereka, antara lain Smartlink SmartLink Rupiah Equity Fund milik Allianz Life Indonesia dengan imbal hasil sekitar 40,29%, PRU Link Rupiah Equity Fund keluaran Prudential Indonesia sebesar 43,93%, dan Signa Equity oleh PT Asuransi Cigna yang menghasilkan 43,16%. Umumnya, itu merupakan unitlink yang berbasis investasi di saham.
Wajar lantaran Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) juga naik tinggi. Akhir 2010 lalu IHSG tutup di level 3.703,51, melesat 46,13% dibandingkan penutupan bursa tahun 2009. Di tahun ini, analis memperkirakan IHSG akan terus naik hingga sekitar 4.200. Seiring kenaikan indeks, imbal hasil unitlink diharapkan juga semakin besar.
Selain itu, peningkatan premi asuransi juga karena pelaku industri asuransi jiwa yang semakin agresif mendongkrak penetrasi pasar asuransi jiwa. Pasalnya, pangsa pasar asuransi di Indonesia masih kecil, hanya 1,75% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). "Kami ingin meningkatkan hingga 10%," tambah Evelina.
Industri juga akan mengeluarkan terobosan baru. Salah satunya dengan mempertebal produk asuransi jiwa untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah dengan asuransi mikro. "Sosialisasi dan penambahan agen juga akan diperbanyak," imbuh Kepala Departemen Hukum dan Perundangan AAJI Adi Purnomo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News