Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank ANZ Indonesia mencatat portofolio kredit korporasi sebesar A$ 3,7 miliar atau setara dengan Rp 37,8 triliun per akhir Juni 2015. Angka itu tumbuh rata-rata 30% sejak 2010 dan tersalurkan ke 2.000 nasabah perusahaan.
Sheky Lemasoa, Head of Large Corporate ANZ Indonesia menjelaskan, portofolio kredit korporasi ANZ di 2010 baru mencapai Rp 10,2 triliun. "Sejak periode itu, rata-rata pertumbuhan kredit korporasi kami capai 30%," ujar Sheki, Senin (6/7).
Jumlah itu, lanjut Sheky, kemungkinan besar bakal terus bertambah. Pasalnya, Sheky bilang, ANZ Indonesia sudah mengantongi beberapa deal. Dua diantaranya merupakan kredit sindikasi senilai US$ 500 juta.
ANZ Indonesia juga dikenal sebagai salah satu mandated lead arranger terbesar untuk kredit sindikasi di Indonesia dengan volume US$ 262 juta. Kredit sindikasi tersebut meliputi pembiayaan untuk Pertamina, Pelabuhan Indonesia, Tower Bersama Infrastructure, dan Astra International.
"Strategi dan prioritas ANZ dalam mengembangkan bisnis institusionalnya adalah mengembangkan basis nasabah melalui akuisisi nasabah baru, memperkuat cross sell pada bisnis transaction banking, global market, DCM, dan advisory, serta memperdalam penetrasi pada kemitraan yang sudah ada," imbuh Sheky.
Tak hanya itu, Sheky menerangkan, ANZ juga memperkuat kemitraan dengan BUMN, mengembangkan portofolio pada sektor telekomunikasi dan agribisnis yang berfokus pada perkebunan, serta mengembangkan basis nasabah pada segmen korporasi multinasional.
Seky menambahkan, kredit korporasi memang mendominasi portofolio kredit ANZ. Adapun total kredit ANZ mencapai A$ 5 miliar. "Dan Indonesia, merupakan key market kami," tambah dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News