kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asbanda akui BPD belum optimal majukan daerah


Selasa, 23 Agustus 2016 / 10:59 WIB
Asbanda akui BPD belum optimal majukan daerah


Sumber: Antara | Editor: Adi Wikanto

Lombok. Asosiasi Bank Pembangunan Daerah / Asbanda mengakui bank pembangunan daerah (BPD) belum semuanya optimal membantu kemajuan wilayah. Beberapa BPD lebih suka menyalurkan kredit konsumtif dibandingkan pinjaman modal kerja atau kredit produktif lainnya.

"BPD di Indonesia, semuanya belum bergerak untuk melakukan hal terbaik dengan melakukan transformasi. Namun kami terus upayakan agar tetap dekat dengan masyarakat kabupaten/kota," kata Ketua Bidang Pengembangan Bisnis, Produk & Layanan Asbanda Muhammad Adil, Selasa (23/8).

Adil menuturkan dalam melakukan fungsi intermediasi perbankan, BPD sudah cukup menggenjot penyaluran kredit yang ditunjukkan dengan rasio simpanan terhadap pinjaman (LDR) yang tinggi. LDR BPD mencapai 92,19% pada akhir tahun lalu, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 89,73 persen.

Namun, porsi kredit konsumtif BPD masih relatif tinggi dibandingkan kredit produktif. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Juni 2016 porsi kredit produktif BPD mencapai 29,35%, sementara sisanya disalurkan untuk kredit konsumtif.

Adil mengatakan sekitar 70% kredit konsumtif bukan berarti kredit tersebut semata-mata digunakan oleh nasabah untuk konsumsi, tetapi juga untuk hal-hal yang produktif. "Nah konsumtif ini jangan salah sangka juga, ini aroma produktif karena sebagian besar di kabupaten/kota itu menjadikannya untuk membeli kebun atau bangun kos. Artinya konsumtif ini sudah bersifat produktif," ujar Adil.

Ia menambahkan, di semua BPD ada fasilitas kredit serbaguna, dan fasilitas tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai hal dan kegiatan yang dianggap dapat memberikan keuntungan kembali bagi mereka. "Jadi secara umum memang konsumsinya 70%, tapi di dalam konsumsi itu ada produktifnya. Seperti di Sumsel Babel (Sumatera Selatan Bangka Belitung), yang pinjam 100-200 juta itu semua terpakai untuk beli kebun, tambang, kosan, dagang, dan lain-lain," kata Adil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×