Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai dengan bulan November 2017, sejumlah bank berhasil mencatat pertumbuhan kinerja positif kendati ekonomi masih belum stabil. Hal ini tercermin dari peningkatan pada total aset sepuluh bank besar pada November 2017 yang mencapai Rp 4.407,54 triliun atau naik 9,28% dibanding periode tahun sebelumnya sebesar Rp 4.075,88 triliun.
Meski mengalami peningkatan, pertumbuhan tersebut tercatat melambat dibandingkan dengan dua bulan sebelumnya. Catatan saja, pada September 2017 aset sepuluh bank besar sempat tumbuh dua digit 10,72% secara tahunan atau year on year (yoy).
Salah satu faktor penurunan tren tersebut antara lain, merujuk pada laporan keuangan sepuluh bank besar, PT Bank Permata Tbk mencatat penurunan total aset di bulan November 2017 mencapai 13,52% menjadi Rp 151,37 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp 174,85 triliun.
Di sisi lain, berdasarkan hitung-hitungan Kontan.co.id, aset perbankan terbesar saat ini masih dipegang oleh PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk atau BRI yang mencatatkan kenaikan sebesar 9,63% secara yoy. Sementara posisi nomor dua bank dengan aset terbesar dipegang oleh PT Bank Mandiri (persero) Tbk yang mencatatkan kenaikan aset individu bank sebesar 6,11% menjadi Rp 939,85 triliun.
Meski kedua bank terbesar tersebut hanya mencatat kenaikan satu digit, PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BNI) justru berhasil mencatat peningkatan aset sebesar dua digit menjadi Rp 624,78 triliun atau naik 17,05% secara yoy. Meski belum dapat menyebut pencapaian akhir tahun 2017, Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengungkapkan pihaknya optimis laju pertumbuhan aset akan lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
"Kami menunggu hasil audit, semoga hasil akhirnya naik lagi," ujar Herry kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1). Adapun, salah satu penopang pertumbuhan aset perseroan salah satunya dari peningkatan kredit yang tumbuh 11,81% menjadi Rp 406,09 triliun per November 2017.
Selain BNI yang mencetak aset tumbuh dua digit, PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk atau BTN pun tercatat membukukan aset per November 2017 naik signifikan mencapai 21.43% yoy menjadi Rp 240,85 triliun. Belum lagi, Direktur BTN Mahelan Prabantarikso menyebut per akhir tahun 2017 pihaknya berhasil membukukan aset naik di atas 21%.
Adapun, tahun 2018 bank bersandi saham BBTN ini menargetkan aset naik 22%. Selain dari pertumbuhan kredit, aset BTN di tahun 2018 bakal meningkat seiring rencana pembentukan anak usaha yang direalisasi dalam waktu dekat.
"Anorganik direncanakan triwulan 1 sudah dapat dilakukan, terkait akuisisi Danareksa Finance, aset BTN paling banyak dari lending (kredit)," ujar Mahelan. Sekadar gambaran saja, berdasarkan laporan keuangan bulan November 2017 BTN tercatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp 172, 86 triliun. Jumlah tersebut meningkat 21,95% yoy dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 144,20 triliun.
Tak mau ketinggalan, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga berhasil memupuk pertumbuhan sebesar 12,12% yoy menjadi Rp 729,3 triliun. Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra menilai pertumbuhan tersebut masih banyak ditopang dari realisasi penyaluran kredit yang signifikan sampai akhir tahun 2017. "Laporan bulan November 2017 angkanya lumayan baik, aset naik 12% yoy ditunjang oleh kredit yang tumbuh cukup baik," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News