Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat adanya pertumbuhan aset dana pensiun sebesar 9,10% secara year on year (YoY) dengan nilai mencapai Rp 1.501,25 triliun per November 2024.
Sementara jumlah peserta dana pensiun tercatat mencapai sebanyak 28,80 juta orang, angka ini juga bertambah dari periode yang sama tahun lalu yakni sebanyak 27,94 juta orang.
Mengenai hal ini, Dana Pensiun BCA (DPBCA) menjelaskan bahwa total aset dana pensiun perusahaan pada November 2024 menunjukkan adanya peningkatan sebesar 4,6% secara YoY menjadi senilai Rp 5,8 triliun.
Baca Juga: Ancaman Defisit Membayangi Dana Jaminan Pensiun
Direktur Utama Dana Pensiun BCA, Budi Sutrisno mengatakan, hasil investasi menjadi pendorong atas pertumbuhan total aset tersebut.
"Strategi investasi yang dilakukan oleh Dana Pensiun BCA berhasil memberikan dampak positif terhadap peningkatan nilai aset secara keseluruhan," kata Budi kepada Kontan, Jumat (10/1).
Dana Pensiun BCA optimistis bisa mencatat pertumbuhan total aset meskipun ekonomi pada tahun ini diperkirakan masih penuh tantangan.
Budi menjelaskan, proyeksi ini didasari pada penerapan strategi diversifikasi portofolio yang lebih luas, dengan memilih produk-produk investasi yang memiliki potensi untuk memberikan imbal hasil yang baik dan stabil.
Dengan demikian, langkah ini diharapkan dapat mengurangi risiko serta memaksimalkan kinerja investasi, sehingga mendukung pencapaian target aset yang lebih tinggi di tahun mendatang.
Di sepanjang tahun ini, perusahaan menargetkan pertumbuhan total aset sedikit lebih tinggi dari pada tahun 2024. Meski tidak merinci berapa nilainya, Budi optimistis perusahaan dapat mencapai pertumbuhan aset tersebut.
Baca Juga: November 2024, Dana Kelolaan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Rp 186,05 Triliun
"Meskipun kondisi ekonomi global diperkirakan tetap menantang, Dana Pensiun BCA optimis bahwa strategi ini akan menghasilkan pertumbuhan yang lebih tinggi dan memperkuat posisi keuangan di masa mendatang," kata Budi.
Sementara itu, Dana Pensiun Lembaga Keuangan PertaLife (DPLK PertaLife) mencatat asset under management (AUM) atau aset dana kelola mencapai Rp 5,74 triliun pada November 2024.
Deny Kuriniawan, Pengurus Business & Quality Assurance DPLK Pertalife menjelaskan, nilai tersebut tumbuh sebesar 10% secara year to date (YtD) atau sejak awal tahun 2024.
"Pendapatan hasil investasi menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan aset dana kelola tersebut," kata Deny kepada Kontan, Jumat (10/1).
Pada tahun 2025 ini, perusahaan optimistis bisa mencapai target AUM senilai Rp 8,9 triliun. Nilai tersebut diharapkan bisa tumbuh sekitar 34% jika dibandingkan dengan AUM pada akhir tahun 2024.
Baca Juga: Usia Pensiun Pekerja Naik 59 Tahun, Begini Untung Ruginya
Sementara itu, perusahaan juga menetapkan target hasil investasi senilai Rp 539 di sepanjang tahun 2025 ini. Untuk mencapai target tersebut, DPLK PertaLife akan berfokus pada pengelolaan program dana pensiun bagi seluruh ekosistem grup perusahaan.
Selain itu, inovasi dan strategi akan dikerahkan untuk kebutuhan para peserta dana pensiun perusahaan. Dengan demikian, DPLK PertaLife berkeyakinan bisa memberikan layanan yang optimal dan menjadi solusi berkelanjutan bagi peserta.
"Kami menargetkan angka yang lebih tinggi pada tahun 2025 ini, kami berkomitmen untuk meningkatkan kinerja dan memberikan hasil yang positif," ujarnya.
Selanjutnya: OJK: EBA Bisa Jadi Alternatif Bank Mendanai Program Tiga Juta Rumah
Menarik Dibaca: Hujan Turun di Daerah Mana Saja? Ini Ramalan Cuaca Besok (15/1) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News