CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

ASF jajaki utang luar negeri dari China


Senin, 10 Juli 2017 / 20:55 WIB
ASF jajaki utang luar negeri dari China


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Perusahaan pembiayaan dalam negeri kian gesit untuk mengincar sindikasi pendanaan dari bank luar negeri atau offshore. Dampak kenaikan rating investment grade surat utang dalam negeri dari Standard & Poor's (S&P) beberapa waktu lalu cukup berdampak atas kepercayaan luar terhadap kondisi dalam negeri. Astra Sedaya Finance (ASF) misalnya, dalam waktu dekat ini pihaknya sedang dalam penjajakan untuk mendapatkan pinjaman offshore dari Bank asal China.

Direktur ASF Samuel Manasseh mengatakan, tahun ini ASF juga telah mengantongi sindikasi pinjaman offshore dari Taiwan sebesar US$ 300 juta. Kucuran dana tersebut nantinya akan digunakan perusahaannya untuk modal kerja dan target penyaluran pembiayaan tahun ini. Hingga akhir tahun, setidaknya ASF membutuhkan pendanaan sekitar Rp 22 triliun hingga Rp 25 triliun.

"Bank China memang baru pembicaraan awal, belum ada penunjukkan resmi siapa yang ditunjuk menjadi arranger," ujar dia ke KONTAN, Senin (10/7).

Samuel menambahkan, hal ini memang menjadi strategi diversifikasi bisnis ASF dalam pencarian sumber pendanaan. Ia menyebut, tahun lalu pendanaan ASF berasal dari negara Jepang, sementara tahun ini berasal dari Taiwan dan selanjutnya sedang berencana masuk ke China.

"Kita sebenarnya ada fasilitas global medium term notes (MTN), nah itu kita baru pakai US$ 300 juta pada 2015 lalu padahal total fasilitas ada US$ 1 miliar. Nah kita juga sedang mempertimbangkan apakah akan kembali ke global MTN atau tidak karena kita sedang menjajaki kondisi pasar bagaimana," ungkapnya.

Asal tahu saja, porsi pendanaan ASF tahun ini sebesar 35% berasal dari obligasi baik lokal maupun internasional. Sementara 65% berasal dari pinjaman sindikasi dari perbankan. Nah, dari total pendanaan dari perbankan tersebut porsi pendanaan offshore ASF tahun ini 50% dan sisanya dari bank lokal.

"Sebetulnya pengaruh investment grade pasti ada karena kita bisa menurunkan cost atau biaya offshore sekitar 20 sampai 40 basis poin (bps) sehingga sangat membantu. Dampaknya juga memang investornya jadi meluas, lebih banyak orang tertarik mendanai kebutuhan di Indonesia," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×